Jalur pedestrian Malioboro di antaranya dilengkapi jalur khusus untuk penyandang tunanetra, kursi-kursi, tempat sampah, lampu budaya, air bersih siap minum di 2 titik, bola pembatas, dan lain-lain. Kemudian juga ditanami pohon asam jawa, pohon gayam, dan tanaman lain.
Gubernur DIY Sri Sultan HB X mengundang para difabel untuk memberikan masukan terkait dengan pembangunan jalur pedestrian Malioboro. Raja Keraton Yogyakarta ini menyapa para difabel dan meminta masukan apa saja kekurangan pedestrian Malioboro bagi penyandang disabilitas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() Sultan HB X resmikan pedesterian Malioboro |
Difabel tunanetra, Ahmad Soleh (50), mengatakan jalur khusus tunanetra sudah lebih bagus. Namun masih perlu ada uji coba untuk mewujudkan kenyamanan bagi difabel. Kepada Sultan, Ahmad memberikan buku tentang difabel.
Sri Sultan HB X berharap masyarakat, baik warga Yogya, pendatang, maupun wisatawan, memberikan kritik, ide, dan gagasan apa yang masih kurang atau yang tidak perlu. Bagi para PKL diminta tidak perlu gelisah terkait dengan penataan Malioboro ini.
"Tidak perlu ada kegelisahan untuk para PKL, karena saya tidak ada rencana menggusur PKL Malioboro. Karena menurut saya, kekuatan Malioboro itu ya adanya PKL," Kata Sultan HB X.
![]() Sultan HB X resmikan pedesterian Malioboro |
Penjual makanan di Malioboro diminta memperhatikan kebersihan dengan menggunakan air bersih. Membuang sisa makanan harus di tempat sampah, bukan di tempat tanaman. Parkir kendaraan juga harus di tempat yang sudah disiapkan secara resmi.
Setelah pembangunan jalur pedestrian tahap 1 ini selesai, pada 2017 akan dilanjutkan pembangunan pedestrian tahap 2 dari depan pasar Beringharjo sampai Titik Nol Kilometer. (idh/idh)