Kantor presiden terpilih Trump dalam pernyataannya, seperti dilansir AFP, Sabtu (3/12/2016), menyebut Trump dan Tsai berbicara via telepon pada Jumat (2/12) waktu setempat membahas 'hubungan keamanan, politik dan perekonomian yang erat' antara AS-Taiwan.
"Presiden terpilih Trump juga menyelamati Presiden Tsai yang terpilih menjadi Presiden Taiwan awal tahun ini," sebut pernyataan itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Trump Tunjuk Jenderal Berjuluk 'Anjing Gila' Jadi Menhan AS
Hingga kini, China masih menanggap Taiwan sebagai bagian wilayahnya yang menunggu reunifikasi di bawah kepemimpinan 'Satu China'. Langkah apapun dari AS yang menyiratkan dukungan untuk kemerdekaan Taiwan, jelas akan memicu kemarahan Negeri Tirai Bambu itu.
Menanggapi berbagai kritikan terhadapnya, Trump memberikan pembelaan soal persoalan diplomatik yang sangat sensitif ini dengan cara yang tidak biasa bagi seorang presiden terpilih AS, yakni via Twitter. Trump menegaskan Presiden Tsai yang menghubungi dirinya pertama kali.
"Presiden Taiwan yang MENELEPON SAYA hari ini untuk mengucapkan selamat karena memenangkan kepresidenan. Terima kasih!" kicau Trump dalam komentar pertama via Twitter.
"Menarik bagaimana AS menjual perlengkapan militer senilai miliaran dolar AS tapi saya tidak seharusnya menerima ucapan selamat lewat telepon," imbuhnya dalam tweet yang diposting selang satu jam setelah kicauan pertama.
Baca juga: Donald Trump akan Meninggalkan Kerajaan Bisnisnya
AS memutuskan hubungan diplomatik dengan Taiwan pada tahun 1979 dan mengakui Beijing sebagai satu-satunya pusat pemerintahan China, meskipun tetap menjaga hubungan bersahabat namun tidak resmi dengan otoritas Taiwan.
(nvc/bpn)