Pernah Ancam Penjarakan Hillary Terkait Skandal Email, Trump Berubah Pikiran

Pernah Ancam Penjarakan Hillary Terkait Skandal Email, Trump Berubah Pikiran

Rita Uli Hutapea - detikNews
Rabu, 23 Nov 2016 12:26 WIB
Donald Trump (Foto: FoodNavigator/GettyImages)
Washington, - Presiden terpilih Amerika Serikat Donald Trump pernah mengancam akan memenjarakan rivalnya dalam pemilihan presiden, Hillary Clinton terkait skandal emailnya. Namun kini, Trump berkata lain.

"Saya tidak ingin menyakiti keluarga Clinton, saya benar-benar tak ingin," ujar Trump dalam pertemuan dengan para staf editorial media ternama The New York Times.

"Dia (Hillary) telah mengalami banyak hal dan sangat menderita dalam banyak hal," imbuhnya seperti dilansir kantor berita AFP, Rabu (23/11/2016).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Setelah penyelidikan Biro Investigasi Federal (FBI) atas penggunaan server email pribadi Hillary semasa menjabat Menteri Luar Negeri, Departemen Kehakiman AS menyatakan Hillary tak akan diproses hukum.

Namun skandal email Hillary tersebut telah menuai kemarahan para Republikan. Bahkan selama kampanye kepresidenan, Trump mencetuskan bahwa Hillary akan dipenjara jika dirinya terpilih menjadi presiden.

Kini, dengan perubahan sikapnya, Trump dikecam oleh para pendukungnya yang menelan mentah-mentah janji kampanye Trump tersebut. Trump disebut telah melanggar janjinya.

Namun Trump punya alasan untuk perubahan sikapnya itu. "Saya pikir itu akan sangat, sangat memecah-belah bagi negara," ujar Trump.

Trump pun meyakini bahwa para pendukung setianya tak akan kecewa. "Saya pikir saya akan menjelaskan bahwa dalam banyak hal, kita akan menyelamatkan negara kita," tandasnya.

(ita/ita)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads