Upacara pemakaman ini dilakukan tiga dekade setelah Marcos dilengserkan dalam revolusi di Filipina. Seperti dilansir AFP, Jumat (18/11/2016), upacara pemakaman untuk Marcos dimulai dengan 21 tembakan salut dan dilanjutkan dengan parade tentara di taman makam pahlawan Manila.
Jenazah Marcos diterbangkan diam-diam ke lokasi pemakaman, dalam upaya menghindari para demonstran. Sejak dilengserkan dalam revolusi bergaya 'kekuatan rakyat' sekitar tiga dekade lalu, Marcos mengasingkan diri ke Hawaii, Amerika Serikat dan meninggal dunia di sana tahun 1989.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di sisi lain, putusan ini memicu kemarahan musuh rezim Marcos yang menyebut putusan itu sama saja 'menghapuskan' seluruh kejahatan Marcos. Bersama istrinya yang terkenal flamboyan, Imelda, dan kroni-kroninya, Marcos mengkorupsi uang negara sebesar US$ 10 miliar (Rp 134 triliun) semasa menjabat.
Di bawah kepemimpinannya yang otoriter, banyak praktik pelanggaran HAM terjadi. Pemerintahan Filipina sebelumnya menyebut ribuan orang tewas dan disiksa semasa Marcos berkuasa. Pemerintah Filipina sebelumnya menolak untuk memakamkan Marcos di pemakaman khusus pahlawan karena berbagai kejahatannya. Keluarga Marcos pun mengawetkan jenazah Marcos di dalam peti kaca di kediamannya yang ada di Provinsi Ilocos Norte.
Langkah mengejutkan oleh keluarga Marcos dan juga pemerintah Filipina untuk memakamkan Marcos segera setelah putusan Mahkamah Agung dijatuhkan, semakin memicu kemarahan publik. Apalagi permohonan banding atas putusan Mahkamah Agung itu masih belum dijatuhkan.
Barry Gutierrez dari kelompok anti-Marcos, menyebut pemakaman itu ilegal karena masih ada permohonan banding yang belum diputuskan. "Tidak mengejutkan hal ini terjadi. Marcos melecehkan hukum ketika dia masih hidup, dan bahkan saat pemakamannya, dia masih melanggar hukum," ucapnya.
Kepolisian setempat mengumumkan bahwa jenazah Marcos akan diterbangkan ke pemakaman itu sesaat sebelum upacara dimulai. Hal ini membuat para demonstran anti-Marcos gagal menggelar aksinya. "Kami terkejut dan marah," ujar Gutierrez.
Ribuan polisi antihuru-hara dan tentara Filipina ditempatkan di sekitar kompleks pemakaman, namun sama sekali tidak ada demonstran yang muncul. Jurnalis yang bergegas ke lokasi pemakaman pun dilarang masuk.
(nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini