Loko bernomor D52099 buatan Fried Krupp, Jerman, tahun 1950 tersebut sebelumnya merupakan koleksi Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta. Pemkot Surakarta berinisiatif meminjam untuk dimanfaatkan sebagai kereta wisata kuno, sebagai pendamping kereta kuno Sepur Kluthuk Jaladara yang terlebih dulu telah beroperasi sebagai kereta wisata.
Walikota Surakarta, FX Hadi Rudyatmo, menjelaskan proses peminjaman telah dilakukan semenjak PT KAI masih dipimpin oleh Ignasius Jonan. Rencananya loko kuno itu akan dimanfaatkan sebagai kereta wisata yang dioperasikan bergantian Sepur Kluthuk Jaladara. Penggunaan bergantian itu dimaksudkan untuk perawatan karena keduanya merupakan loko kuno.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Proses pemindahan memerlukan waktu tiga minggu karena posisinya di TMII berada di atas sebagai monumen sehingga harus berhati-hati saat menurunkan. Bodi loko juga sudah rapuh sehingga tidak bisa digunakan crane. Pengangkutannya memakan lima hari karena truk pengangkut hanya bisa berjalan 20 km/jam. Panjangnya kendaraan pengangkut juga hanya memungkinkan perjalanan malam hari, kecuali saat melintas jalan tol," ujar Sitindaon Satar.
Humas PT KAI Daop VI Yogyakarta, Eko Budiyanto, mengatakan loko tersebut pertama kali beroperasi tahun 1952. Pernah bertugas sebagai penarik kereta kepresidenan di masa pemerintah Bung Karno, selanjutnya juga pernah bertugas di Depo Induk Banjar (Jabar), Jatinegara, dan Cirebon. Fakta menarik lainnya adalah dari 100 loko serupa yang diproduksi Fried Krupp, tinggal satu loko tersebut yang hingga saat ini masih tersisa.
"Setelah diturunkan akan terlebih dahulu diperbaiki di Depo Stasiun Balapan oleh petugas khusus dari Museum KA Ambarawa. Berapa lama waktu perbaikannya kami belum bisa mengatakan. Begitu juga mengenai nominal sewanya, belum juga dibicarakan namun sistemnya sama dengan Sepur Kluthuk Jaladara," kata Eko.
Hal serupa juga ditegaskan oleh Hadi Rudyatmo. Menurutnya biaya operasionalnya akan memakai sistem sewa seperti Jaladara. Anggarannya sudah dibahas dengan DPRD setempat.
"Kami juga sedang mengupayakan mendatangkan dua gerbong pasangan lokomotif tersebut yang konon merupakan kereta Presiden pertama RI, Ir Soekarno dan Wakil Presiden Mohammad Hatta. Akan kami upayakan agar bisa dipasang dan dipersatukan kembali, karena jika memakai gerbong baru pastinya juga tidak cocok dan tidak serasi," tuturnya. (mbr/rvk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini