Pernyataan Rogers itu dikaitkan dengan pernyataan yang dirilis Departemen Keamanan Dalam Negeri AS dan Kantor Direktur Intelijen Nasional AS pada Oktober lalu, yang menyalahkan Kremlin atau istana kepresidenan Rusia. Negara yang dicurigai mempengaruhi pilpres AS disebut sengaja memanfaatkan serangan dunia maya terhadap capres Partai Demokrat Hillary Clinton, melalui bocoran yang dirilis WikiLeaks.
"Seharusnya tidak ada keraguan dalam pikiran setiap orang, ini bukan hal yang dilakukan secara sederhana, ini bukan hal yang dilakukan secara spontan, ini bukan target yang dipilih secara acak," sebut Rogers dalam acara yang digelar surat kabar ternama AS, Wall Street Journal, di New York pada Selasa (15/11) malam dan dilansir International Business Times, Kamis (17/11/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
WikiLeaks merilis puluhan ribu bocoran email terkait kampanye Hillary dan juga manajer kampanyenya, John Podesta, sepanjang proses pilpres. Dalam pernyataannya pada Oktober lalu, komunitas intelijen AS menyebut seluruh perilisan ini merupakan bagian dari rencana untuk mengubah hasil pilpres AS.
"Komunitas Intelijen AS (USIC) meyakini bahwa pemerintah Rusia mengarahkan kompromi serangkaian email dari sosok-sosok dan institusi di AS baru-baru ini, termasuk organisasi politik AS," demikian bunyi pernyataan USIC pada Oktober lalu.
"Pengungkapan baru-baru ini atas dugaan peretasan email-email pada situs seperti DCLeaks.com dan WikiLeaks dan juga oleh sosok internet Guccifer 2.0 konsisten dengan metode dan motivasi upaya-upaya yang diarahkan Rusia. Pencurian dan pengungkapan ini dimaksudkan untuk memcampuri proses pemilu AS," imbuh pernyataan itu.
Presiden terpilih Donald Trump mengejutkan Hillary dengan kemenangan pada 8 November lalu. Selama ini, Trump kerap memuji Presiden Rusia Vladimir Putin. Bahkan Trump pernah menyebut kepemimpinan Putin jauh lebih kuat dari kepemimpinan Presiden Barack Obama.
Faktanya, salah satu kepala negara yang pertama berkomunikasi dengan Trump usai menang pilpres adalah Putin. Sebuah keterangan pers dari tim Trump menyebut, kedua tokoh membahas soal serangkaian isu termasuk ancaman dan tantangan yang dihadapi AS dan Rusia, soal isu ekonomi strategis dan juga hubungan bersejarah antara AS-Rusia yang berlangsung sejak 200 tahun lalu.
"A conscious effort by a nation-state to attempt to achieve a specific effect" NSA chief on WikiLeaks https://t.co/kvmrTyVE30 #WSJCEOCouncil pic.twitter.com/AT2pxK2ROR
β Wall Street Journal (@WSJ) November 15, 2016
(nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini