Gempa Selandia Baru Bangkitkan Kenangan Pahit Warga Atas Bencana Christchurch

Wellington - Gempa kuat yang baru saja mengguncang Selandia Baru membangkitkan kenangan pahit warga atas gempa Christchurch tahun 2011 yang menewaskan 185 orang. Warga setempat menyebut getaran gempa ini sebagai yang terkuat yang pernah mereka rasakan.

"Tanah ini sangat damai selama berbulan-bulan. Jadi ini membawa kembali semua kenangan langka," tutur salah satu warga setempat, Chet Wah, yang juga pemilik Designer Cottage B&B di kota Christchurch, seperti dilansir CNN, Senin (14/11/2016).

Kota Christchurch yang terletak di pantai timur South Island, Selandia Baru ini, memiliki populasi lebih dari 340 ribu jiwa. Tahun 2011 lalu, Christchurch dilanda gempa berkekuatan 6,3 Skala Richter (SR) yang merenggut 185 nyawa dan melukai ribuan orang lainnya.

Foto: AFP PHOTO/Marty Melville

Sedangkan dua gempa kuat yang mengguncang Selandia Baru pada Senin (14/11) dini hari dan siang waktu setempat, tercatat berkekuatan 7,8 SR dan 6,2 SR. Pusat gempa ada di dekat kota pantai Kaikoura, yang berjarak 93 kilometer sebelah timur laut kota Christchurch. Sejauh ini dilaporkan dua orang tewas akibat gempa yang sempat memicu tsunami lokal setinggi 2 meter itu.

"Gempa itu sangat kuat dan sangat lama," ucap warga Christchurch lainnya, Tamsin Edensor yang merupakan ibu dua anak, kepada AFP. Edensor menyebut gempa terbaru ini sebagai gempa terkuat yang dirasakannya sejak gempa tahun 2011 lalu.

"Kami sedang tidur dan terbangun menyadari rumahnya bergoyang, goyangan terus terjadi dan kami merasa semakin lama semakin kuat," imbuhnya.

Baca juga: PM Selandia Baru Sebut Dampak Gempa Kuat sebagai Kehancuran Total

Gempa kuat yang diikuti ratusan gempa susulan ini memicu kerusakan besar di wilayah South Island, meskipun getarannya terasa hingga ke ibu kota Wellington, yang ada di wilayah North Island. Pecahan kaca berserakan, barang-barang berjatuhan dari tempatnya, jalanan retak dan rel kereta bergeser.

"Ini merupakan (gempa) yang terkuat yang pernah saya rasakan," terang Tamara Hunt yang sedang bersama suaminya di kediaman mereka di Whanganui saat gempa melanda.

Foto: REUTERS/Anthony Phelps

"Getaran gempa awalnya kecil, seperti ada kucing bergerak di atas ranjang, tapi kemudian mulai menguat dan saya harus berlari ke pintu. Barang-barang di dalam rumah berjatuhan dan pintu-pintu bergoyang keras. Kemudian kami memutuskan keluar rumah dan saat itulah kami melihat kolam renang kami kehilangan banyak air. Gempa terasa hingga 2 menit," imbuhnya.

(nvc/try)