Kasus Email Hillary Dikaji Ulang FBI, Trump: Keadilan Akan Menang

Kasus Email Hillary Dikaji Ulang FBI, Trump: Keadilan Akan Menang

Novi Christiastuti - detikNews
Sabtu, 29 Okt 2016 10:10 WIB
Donald Trump (REUTERS/Carlo Allegri)
Iowa - Pengumuman FBI untuk mengkaji ulang kasus email capres Amerika Serikat (AS) dari Partai Demokrat Hillary Clinton membuat capres Partai Republik Donald Trump merasa di atas angin. Di hadapan pendukungnya, Trump menegaskan keadilan akan menang.

Seperti dilansir Reuters dan CNN, Sabtu (29/10/2016), Trump terus menyerang Hillary dalam rangkaian kampanye terbarunya di tiga wilayah berbeda, yakni New Hampshire, Maine dan Iowa. Di hadapan pendukungnya, Trump menyebut Hillary sebagai pemimpin korup yang tidak bisa dipercaya.

"Korupsi yang dilakukan Hillary Clinton ada dalam skala yang tidak pernah kita lihat sebelumnya. Kita tidak seharusnya membiarkan dia membawa rencana kriminalnya ke Ruang Oval (kantor Presiden AS di Gedung Putih)," tuding Trump dalam kampanye di Manchester, New Hampshire.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Laju kampanye Trump seperti mendapat energi baru setelah Direktur FBI James Comey mengumumkan kepada parlemen AS, bahwa FBI akan mengkaji ulang email-email Hillary yang menggunakan server pribadi. Hal itu setelah ada temuan email baru yang diyakini terkait dengan penyelidikan email Hillary.

Baca juga: Ada Temuan Baru, FBI Akan Kaji Ulang Kasus Email Hillary Clinton

Dalam suratnya kepada 8 Ketua Komisi di parlemen AS, Jumat (28/10) waktu setempat, Comey menyatakan pengkajian ulang perlu dilakukan demi mencari tahu apakah temuan baru itu mengandung informasi rahasia negara.

Sedangkan Trump, dalam kampanyenya, menyebut perkembangan terbaru dalam skandal email Hillary ini sebagai 'skandal politik terbesar sejak Watergate'. Trump merujuk pada skandal konspirasi tahun 1970-an yang memaksa Presiden AS saat itu, Richard Nixon, mengundurkan diri.

"Ini merupakan skandal politik terbesar sejak Watergate, dan saya yakin ini akan ditangani dengan tepat untuk selanjutnya. Kita mengharapkan seluruh keadilan akan ditegakkan sepenuhnya," tegas Trump kepada pendukungnya di Lisbon, Maine.

Baca juga: Kasus Email Dikaji Ulang, Hillary Tantang FBI Ungkap Fakta Lengkap ke Publik

Trump juga tiba-tiba mengubah posisinya setelah berulang kali menyerang Comey selama 3 bulan terakhir karena tidak menjeratkan dakwaan pidana terhadap Hillary terkait skandal emailnya. Pada Juli 2016, Comey menyebut Hillary dan staf-stafnya ceroboh dalam menangani informasi rahasia selama menjabat Menteri Luar Negeri AS tahun 2009-2013, namun tidak akan menjeratkan dakwaan pidana.

"Seperti kalian tahu, saya punya banyak kata-kata untuk FBI akhir-akhir ini, tapi saya memberikan penghargaan besar kepada mereka karena memiliki keberanian untuk membetulkan kesalahan yang mengerikan. Keadilan akan menang," tegas Trump dalam kampanye di Cedar Rapids, Iowa.

Tidak hanya itu, Trump juga sedikit melunak setelah beberapa minggu terakhir terus menyerukan bahwa hasil pilpres akan dicurangi. "Mungkin pilpres tidak akan sarat kecurangan seperti yang saya pikir," sebut Trump.

(nvc/trw)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads