detikcom dan sejumlah wartawan lainnya berkunjung ke Venezuela dalam rangka meliput KTT ke-17 Gerakan Non-Blok pekan lalu. Suasana kota Caracas tak begitu ramai di malam hari pada Minggu (18/9/2016).
Seorang pendamping delegasi Indonesia, Miguel, kemudian mengingatkan agar tak mencari makan di luar hotel. Alasannya, suasana kota menjadi rawan sejak krisis.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Kemudian untuk makan 11 orang di hotel, butuh uang sekitar 200.000 Bolivar. Mereka tidak menerima mata uang asing dalam transaksi, sehingga harus menukar uang ke money changer dahulu. Untuk diketahui, nilai tukar USD 1 sekitar 6 ribu Bolivar saat itu. Pecahan mata uang Bolivar sendiri paling tinggi nominalnya 100 Bolivar.
Karena itu, jumlah uang untuk bertransaksi begitu banyak. Sampai-sampai perlu ransel untuk membawa uang tersebut.
Untuk menghitung uang pembayaran saja, kasir perlu waktu beberapa menit. Tak cukup satu orang untuk menghitungnya.
![]() |
Venezuela merupakan negara pengekspor minyak. Pada masa pemerintahan Hugo Chavez (1999-2013) dan harga minyak masih tinggi, banyak subsidi yang diberikan kepada rakyat.
Namun kini harga minyak dunia cenderung murah yakni antara US$ 45 - US$ 47. Tak heran ketika Presiden Venezuela Nicolas Maduro bertemu Wakil Presiden RI Jusuf Kalla, dia meminta untuk menekan produksi minyak agar harganya kembali naik.
(bpn/fdn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini