Seperti dilansir CNN, Jumat (23/9/2016), hal ini diungkapkan Menteri Pertahanan Korsel, Han Min-koo, dalam sesi di parlemen setempat pada Rabu (21/9) waktu setempat. Dalam sesi itu, Han ditanya apakah ada unit pasukan khusus yang dipersiapkan, yang bisa mengeliminasi pemimpin Korut.
"Iya, kami memiliki rencana semacam itu," jawab Han di hadapan parlemen Korsel.
Baca juga: Korut Disebut Mampu Produksi 20 Bom Nuklir Hingga Akhir 2016
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ketegangan di Semenanjung Korea semakin meningkat setelah Korut yang mengklaim sukses menggelar uji coba hulu ledak nuklir pada 9 September lalu.
Pekan ini, Korut menguji coba sistem roket jenis baru yang diklaim akan digunakan untuk misi satelit luar angkasa. Namun beberapa pakar meyakini, sistem roket Korut itu bisa digunakan untuk membawa rudal balisitik antar benua.
Baca juga: Korut Klaim Sukses Gelar Uji Coba Mesin Roket Terbaru
Beberapa waktu lalu, Kementerian Luar Negeri Korsel menyatakan, pihaknya telah bersiap untuk skenario terburuk dalam menghadapi ancaman nuklir Korut. Korsel juga menyebut negara tetangganya telah siap melakukan uji coba nuklir terbaru.
Awal bulan ini, Direktur Perencanaan Strategis pada Kantor Kepala Staf Gabungan Korsel, Leem Ho Young menjelaskan sistem baru yang disebut 'Pembalasan dan Penghukuman Besar-besaran Korea' (KMPR) selang beberapa jam usai uji coba nuklir Korut.
Dijelaskan Leem, sistem itu melibatkan serangan rudal, unit perang khusus dan kemampuan untuk menyerang pemimpin Korut jika Korsel merasa terancam oleh serangan nuklir. Dalam rencana KMPR itu, Korsel akan mengerahkan rudal balistik Hyunmoo 2A dan Hyunmoo 2B yang memiliki jangkauan 300-500 kilometer, juga rudal jelajah Hyunmoo-3 dengan jangkauan hingga 1.000 kilometer.
Baca juga: Korsel Ancam Bumihanguskan Korut Jika Terdeteksi Serangan Nuklir
(nvc/nwk)