Serang Kedubes Israel di Ankara, Pria Berpisau Ditembak Polisi

Serang Kedubes Israel di Ankara, Pria Berpisau Ditembak Polisi

Novi Christiastuti - detikNews
Rabu, 21 Sep 2016 20:37 WIB
Foto: REUTERS/Baz Ratner/File Photo
Ankara - Seorang pria bersenjatakan pisau menyerang Kedutaan Besar Israel di Ankara, Turki. Pria yang warga lokal itu ditembak polisi Turki hingga luka-luka, sebelum berhasil masuk ke dalam gedung.

Disampaikan kantor Gubernur Ankara, seperti dilansir AFP, Rabu (21/9/2016), pria itu berlari ke arah gedung Kedubes Israel sambil meneriakkan kata-kata berbunyi 'Saya akan mengubah Timur Tengah' sebelum akhirnya ditembak di bagian kaki.

Penyelidikan awal menyebut pria itu bernama Osman Nuri Caliskan, yang memiliki gangguan mental. Namun demikian Caliskan dinyatakan tidak memiliki keterkaitan dengan kelompok militan manapun.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Seorang tukang bunga yang ada di dekat lokasi, Suat Gencer, mengaku mendengar empat suara tembakan sebelum dia berlari mendekati gedung Kedubes Israel.

"Saya melihat seorang pria ditembak di kaki. Saya tidak melihat adanya pisau, tapi sejumlah saksi mata lainnya mengatakan pria itu membawa pisau dan dia akan meledakkan bom," terang Gencer kepada AFP di lokasi kejadian.

Petugas penjinak bom dikerahkan (REUTERS/Umit Bektas)Petugas penjinak bom dikerahkan (REUTERS/Umit Bektas)

Sejumlah besar kendaraan polisi berada di lokasi kejadian dan akses ke jalanan sekitar lokasi diblokir. Sedangkan kantor berita CNN-Turk melaporkan keberadaan paket mencurigakan yang tengah diselidiki di sekitar lokasi kejadian.

Menanggapi insiden ini, Kementerian Luar Negeri Israel menyatakan pelaku telah ditembak penjaga keamanan setempat dan seluruh staf kedutaan dalam keadaan aman. "Pelaku mengalami luka-luka di bagian kaki. Kami tidak tahu apakah dia menyerang polisi atau kedutaan," tutur juru bicara Kementerian Luar Negeri Israel, Emmanuel Nashon.

Nashon menambahkan, pria itu berhasil mencapai perimeter terluar Kedubes Israel. Motif pria ini melakukan serangan masih diselidiki otoritas setempat.

(nvc/jor)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads