Seperti dilansir media AS, The Washington Post, Selasa (20/9/2016), penggunaan panci presto sebagai bom rakitan diakui para pakar antiterorisme selama bertahun-tahun karena digaungkan Al-Qaeda. Meskipun otoritas AS belum mengaitkan kedua ledakan itu dengan jaringan terorisme internasional.
![]() |
Bom panci presto juga digunakan pelaku pengeboman lainnya di seluruh dunia, termasuk ledakan bom Boston tahun 2013. Aksi kedua pelaku bom Boston, Dzhokhar dan Tamerlan Tsarnaev, menewaskan 3 orang dan melukai ratusan orang lainnya karena dilakukan di kawasan ramai saat lomba maraton.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Polisi New York Cari 2 Pria Misterius yang Pindahkan Bom yang Tak Meledak
Tahun 2014, Departemen Keamanan Dalam Negeri AS menyebarkan buletin berjudul 'Potential Terrorist Use of Pressure Cookers' kepada seluruh lapisan penegak hukum. Buletin itu memperingatkan, panci presto yang merupakan peralatan memasak biasa, seringkali diabaikan dalam pemeriksaan keamanan.
Buletin itu juga menyebut bahan-bahan peledak di dalam panci presto bisa diledakkan dengan alat elektronik sederhana. "Menggunakan komponen elektronik sederhana, termasuk jam digital, pembuka pintu garasi, telepon genggam atau pager," sebut buletin itu.
![]() |
Bom panci presto pertama di New York, meledak pada Sabtu (17/9) malam, di 23rd Street, Manhattan. Bom itu berisi tannerite, bahan yang juga mengandung amonium nitrat, dan biasanya digunakan untuk meledakkan target pada latihan senjata api. Tannerite bukan bahan terlarang menurut Biro Alkohol, Tembakau, Senjata Api dan Peledak AS. Bom itu terdiri atas dua komponen yang bisa dibeli secara legal, karena keduanya bukan peledak.
Sedangkan panci presto itu sendiri mudah didapat di toko-toko setempat, bahkan kebanyakan memberi harga diskon. Jenis panci presto yang mudah didapat di AS, digunakan dalam dua bom yang meledak saat maraton Boston. Panci presto itu diisi dengan gotri dan paku yang bisa memicu banyak korban.
Baca juga: Rahami Terkait Bom New York & New Jersey, Penyidik Masih Selidiki Motifnya
Penyidik AS, seperti dilansir The Washington Post, menyebut bom pertama yang meledak di 23rd Street, New York, berisi bahan-bahan yang sama (gotri dan paku).
Bom kedua, yang ditemukan di 27th Street oleh seorang pejalan kaki yang kemudian melapor polisi, sebut sumber penegak hukum AS, juga jenis bom panci presto yang dilengkapi kawat listrik. Namun bom itu tidak meledak.
![]() |
Selang 11 jam sebelumnya, atau pada Sabtu (17/9) pagi sekitar pukul 09.30 waktu setempat, bom pipa meledak di dalam tempat sampah di Seaside Park, New Jersey, sebelum lomba lari untuk amal digelar di lokasi tersebut. Bom itu menggunakan pipa yang disegel dengan sangat rapat untuk menahan material peledak di dalamnya. Material yang ditemukan di dalam bom pipa di New Jersey berisi bubuk mesiu.
Tiga bom pipa di New Jersey dirakit menggunakan lampu Natal. Sebuah telepon genggam disambungkan dengan kabel ke lampu-lampu Natal itu, yang berfungsi sebagai pemicu ledakan ketika panggilan dilakukan terhadap telepon genggam itu. Telepon genggam itu juga bisa digunakan sebagai timer atau pengatur waktu untuk bom pipa tersebut.
Baca juga: Ransel Berisi 5 Bom Rakitan Ditemukan di Dekat Stasiun New Jersey AS
Dua pelaku bom maraton Boston juga menggunakan lampu Natal sebagai pemicu. Sejumlah bom rakitan yang ditemukan di dalam ransel dekat stasiun Elizabeth, New Jersey, pada Minggu (18/9), juga berjenis bom pipa. Bom panci presto dari New York dan bom pipa dari New Jersey serta puing ledakannya kini dianalisis di laboratorium FBI di Virginia. FBI telah mengaitkan tersangka Ahmad Khan Rahami terhadap ledakan bom di New York dan New Jersey.
Ledakan Bom di New York Sangat Kuat
Anggota parlemen dari Partai Republik untuk wilayah New York, Peter T King, menuturkan bahwa FBI menyebut Rahami melakukan kesalahan yang sama yang membuat bom kedua di New York tidak meledak seperti diperkirakan. Namun dia tidak menjelaskan lebih lanjut kesalahan yang dimaksud.
Kin menyebut, FBI menggunakan sidik jari dan telepon genggam yang terpasang pada panci presto untuk melacak nomor telepon genggam lain yang digunakan tersangka.
"FBI membawa saya ke lokasi (di 27th Street). Mereka pasti memiliki sekitar 40-50 personel yang memeriksa sambil berlutut. Sungguh TKP yang luar biasa. Pada setiap gotri dan serpihan bukti, mereka menempatkan cone putih di atasnya. Jadi Anda melihat lokasi itu dipenuhi puluhan cone putih," tuturnya.
![]() |
Lebih lanjut, King menyebut, ledakan bom pertama di New York, yang melukai 29 orang, bisa saja lebih parah. Tersangka meletakkan bom di bawah tong sampah, yang bisa terlempar jauh dan memicu banyak kepingan logam.
"Tempat sampah yang meledak, terlempar hingga sejauh 53 meter, itu cukup memberitahu Anda betapa kuatnya ledakan itu. Anda mendapati gotri di mana-mana. Jika jalanan ramai, tentu akan ada yang luka parah. Kaca-kaca pecah hingga ke lantai tiga," tandas King.
Halaman 2 dari 3