Seperti dilansir Reuters, Selasa (13/9/2016), pekan lalu Duterte sempat menjadi sorotan terkait komentar pedasnya di televisi untuk AS dan Presiden Barack Obama. Saat ini dia kembali berkomentar dan memerintahkan agar pasukan khusus AS, yang saat ini ikut berlatih dengan militer Filipina, meninggalkan negara tersebut.
"Pasukan khusus itu harus pergi dari sana. Saya tak ingin ada keretakan dengan AS, namun mereka harus pergi," ujar Duterte dalam pidatonya saat pengambilan sumpah jabatan untuk pejabat baru Filipina.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mereka akan berusaha menculik warga asing untuk mendapatkan uang tebusan," kata Duterte.
Sejumlah pasukan elite AS telah terbunuh di kawasan bagian selatan Filipina ini sejak tahun 2002, di mulai saat Washington mengirimkan pasukan mereka untuk berlatih dalam operasi Freedom, melawan pasukan Abu Sayyaf, sebagai bagian dari strategi anti terorisme global.
Pada puncaknya, 1.200 orang pasukan AS ditempatkan di Kota Zamboanga serta pulau Jolo dan Basilan. Kedua pulau ini merupakan benteng pertahanan pasukan Abu Sayyaf yang terkenal dengan kebrutalannya demi uang tebusan yang besar dari orang yang mereka sandera.
Program AS ini dihentikan pada tahun 2015, namun sebuah pasukan dengan jumlah kecil untuk logistik dan teknisi dikabarkan masih berada di lokasi tersebut. (rni/hri)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini