DK PBB mengeluarkan statemen bersama berisi kecaman keras atas peluncuran rudal tersebut. Draf statemen tersebut disampaikan oleh Amerika Serikat dan didukung China, sekutu utama Korut.
Seperti dilansir kantor berita AFP, Sabtu (27/8/2016), ke-15 negara anggota DK PBB sepakat untuk "terus memonitor situasi dengan seksama dan mengambil langkah-langkah lebih jauh yang signifikan," demikian bunyi statemen bersama tanpa menjelaskan lebih detail.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pejabat Kementerian Pertahanan dan Kepala Staf Gabungan Militer Korea Selatan mengatakan, rudal balistik ditembakkan pada Rabu (24/8) pukul 05.30 waktu setempat dari sebuah lokasi dekat kota pantai Sinpo. Citra satelit menunjukkan kapal selam Korut siaga di lokasi itu.
Sekretaris Kabinet Jepang, Yoshihide Suga, menyebut proyektil yang diluncurkan Korut mengudara hingga mencapai zona identifikasi pertahanan udara Jepang atau ADIZ, untuk pertama kalinya. ADIZ adalah zona yang dikuasai negara bersangkutan, demi mempertahankan keamanan wilayah udara.
Rudal balistik Korut itu dilaporkan berhasil mengudara sejauh 500 kilometer ke arah Jepang. Jarak jangkauan ini, sebut pakar rudal dan pejabat Korsel, mengindikasikan upaya Korut untuk mengembangkan sistem rudal yang diluncurkan dari kapal selam telah berhasil. Pemimpin Korut Kim Jong Un pun mengklaim peluncuran rudal tersebut sukses besar. (ita/ita)