Wiranto Soal Penyanderaan WNI: Jangan Ada Kesan Pemerintah Membiarkan

Wiranto Soal Penyanderaan WNI: Jangan Ada Kesan Pemerintah Membiarkan

Ray Jordan - detikNews
Jumat, 12 Agu 2016 20:05 WIB
Wiranto Soal Penyanderaan WNI: Jangan Ada Kesan Pemerintah Membiarkan
Menko Polhukam Wiranto (Foto: Lamhot Aritonang/detikFoto)
Jakarta - Sebanyak 7 WNI sejak Juni 2016 lalu hingga kini masih disandera teroris kelompok Abu Sayyaf di Filipina. Menko Polhukam Wiranto mengatakan, pemerintah terus melakukan berbagai upaya untuk membebaskan para WNI.

Wiranto mengatakan, dirinya telah meminta agar pihak keluarga WNI yang disandera terus diberi pendampingan dan informasi yang akurat.

"Untuk keluarga yang saat ini masih tersandera di sana, kita tetap meminta aparat keamanan, aparat teritorial, pemda untuk melaksanakan pendampingan. Pendampingan artinya keluarga sandera ini terus menerus kita berikan semangat, kita berikan informasi yang benar," ujar Wiranto saat ditemui di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (12/8/2016).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dengan begini, ada kebersamaan kita melawan aksi-aksi yang seperti ini nyata-nyata, memang sudah menodai kedaulatan kita sebagai bangsa," tambah Wiranto.

Wiranto tak ingin ada kesan bahwa pemerintah melakukan pembiaran dalam kasus ini. "Jangan sampai terkesan membiarkan, tidak. Pemerintah sangat paham masalah ini," kata Wiranto.

Wiranto mengatakan, dirinya sudah berkomunikasi dengan Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi. Dia ingin Retno melakukan langkah diplomasi dan meminta ketegasan pemerintah Filipina untuk upaya pemebasan WNI yang disandera teroris tersebut.

"Walaupun kemudian kita ketahui Menhan kita dalam rangka pertemuan trilateral di Bali kemarin sudah ada langkah itu. Misalnya patroli bersama di perairan rawan, ada. Kemudian rancangan latihan operasi darat bersama, atau rancangan operasi bersama. Kita kejar agar dapat dilaksanakan," kata Wiranto.

"Kenapa? Karena terorisme perampok penculik itu kan enggak kenal batas negara. Dan mereka justru bermain di batas negara ini. Maka kemarin di Bali saya langsung memimpin pertemuan internasional yang membahas khusus bagaimana kita menangani terorisme dalam batas negara. Karena lintas batas itulah titik rawan bagi kita untuk melawan terorisme karena mereka bermain di wilayah itu," tambah Wiranto.

"Kita enggak kenal deadline-deadline," tegasnya lagi. (rjo/hri)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads