Pernyataan tersebut disampaikan Muhadjir dalam jumpa pers di Restoran Batik Kuring, Jalan Widya Chandra, SCBD, Jakarta Selatan, Selasa (9/8/2016). Dia menjawab pertanyaan soal munculnya petisi penolakan terhadap full day school di situs change.org.
"Ini kan masih sosialisasi, melontarkan gagasan. Kita ingin dapat masukan. Saya justru kalau ada orang yang baru diberi tahu langsung terima, malah curiga. Ini berarti tanda masyarakat kritis, masyarakat bagus. Saya juga senang kalau nanti ide itu diuji betul, sehingga nanti betul-betul mateng," kata Muhadjir.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Muhadjir menegaskan, dirinya dan jajarannya akan betul-betul mengkaji ide full day school tersebut. Pakar-pakar akan diundang untuk dimintai pendapat.
"Tapi intinya begini, saya tidak mau berpanjang-panjang. Ini baru ide. Saya terima kasih atas respons masyarakat dan kami akan susun yang lebih menyeluruh yang lebih utuh. Nanti akan saya sampaikan lagi ke masyarakat. Nanti biar ada uji. Kalau memang kira-kira dilanjutkan, mana yang akan kita sempurnakan, kita sempurnakan. Kalau tidak (batal diterapkan-red), tidak apa-apa, nanti kita tarik. Saya akan coba mencari pendekatan lain," papar Muhadjir.
(Baca juga: Mendikbud Paparkan Alasan Perlunya Model Pendidikan Full Day School)
Ditambahkan Muhadjir, dirinya tak berniat menimbulkan polemik di masyarakat atas adanya wacana penerapan full day school ini. Menurutnya, ide yang dilontarkannya ini semata-mata untuk merespons perintah Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyiapkan generasi muda Indonesia yang lebih bagus dan punya daya saing tinggi.
"Nanti kalau memang akhirnya ini belum juga bisa dilaksanakan, saya akan mencari pendekatan yang lain," imbuh mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) ini. (hri/dra)











































