"Pengunjung bisa menikmati karya dengan menggunakan aplikasi AR, membaca katalog, dan membaca narasi yang akan disediakan di tiap-tiap lukisan. Lebih baik konsentrasi membaca daripada memotret," ujar Mikke Susanto, kurator lukisan pameran lukisan Istana Presiden saat berbincang dengan detikcom di Galeri Nasional, Jalan Medan Merdeka Timur, Jakarta Pusat, Minggu (31/7/2016)
![]() |
Caranya, pengunjung bisa download aplikasi 'Goresan Juang Kemerdekaan' di Google Play Store. Kemudian ikuti langkah berikut:
1. Pilih lukisan yang ingin dilihat
2. Arahkan kamera ke lukisan yang dipilih, akan muncul informasi seputar lukisan
3. Setelah video informasi selesai, tekan potongan lukisan pada bagian kiri atas. Lanjutkan ke lukisan berikutnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Ada tiga bagian yang dapat dinikmati pengunjung. Dimulai dari tokoh kemerdekaan, kondisi masyarakat era revolusi dan kenusantaraan.
"Dibagi menjadi 3 tema yaitu pelopor kemerdekaan, kondisi masyarakat era revolusi, kenusantaraan, yaitu kondisi Indonesia pada 30-50," jelas Mikke.
![]() |
Mikke menjelaskan setidaknya ada dua ruangan di Galeri Nasional yang dimanfaatkan untuk pameran tersebut. Ruang pertama tentang sejarah Indonesia, sementara ruang kedua tentang perbedaan Indonesia dulu dan saat ini. Di ruang kedua, ada dua televisi yang yang menggambarkan masa lalu dan saat ini.
"Misal dulu pemudanya bawa tombak, sekarang pemudanya sekarang slank." jelasnya.
![]() |
Setiap lukisan akan dipamerkan tanpa kaca. Pengunjung bisa menikmati langsung karya-karya langka tersebut tanpa mengurangi keindahannya.
Mikke juga menyarankan agar pengunjung tidak banyak melakukan foto-foto terhadap karya-karya tersebut. Sebab, flash pada kamera bisa mengurangi kecemerlangan lukisan.
"Saya imbau sebaiknya tidak ada foto lagi, menghindari resiko apapun, ya termasuk membahayakan karya. Tingkah polah anak-anak kan tidak terprediksi," imbaunya.
![]() |