Ayrault menyerukan untuk tetap menegakkan aturan hukum di Turki menyusul percobaan kudeta di negeri itu. Dicetuskan pejabat tinggi Prancis itu, kudeta tersebut bukanlah "cek kosong" bagi Erdogan untuk membungkam para pengkritiknya.
Erdogan pun berang menanggapi pernyataan tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jika dia menginginkan pelajaran dalam demokrasi, dia bisa dengan mudah mendapatkan pelajaran dalam demokrasi dari kami," imbuh pemimpin Turki itu.
Puluhan ribu orang telah menjadi target operasi pembersihan yang dilakukan otoritas Turki menyusul kudeta pada Jumat, 15 Juli lalu. Tentara, polisi, hakim, guru dan pegawai negeri lainnya telah ditangkap atau diskors dan dipecat usai kudeta tersebut.
Langkah Turki tersebut telah menuai kecaman para pemimpin dunia. Namun Erdogan menegaskan, penangkapan dan pemecatan dilakukan dalam koridor hukum.
Erdogan pun menegaskan, pembersihan akan terus dilakukan dalam jajaran militer.
"Sebagai panglima tertinggi, saya juga mengurus hal itu sehingga semua virus dalam angkatan bersenjata akan dibersihkan," tegas Erdogan.
(ita/ita)











































