Dikritik Soal Penangkapan Massal Usai Kudeta, Presiden Erdogan Berang

Dikritik Soal Penangkapan Massal Usai Kudeta, Presiden Erdogan Berang

Rita Uli Hutapea - detikNews
Kamis, 21 Jul 2016 10:34 WIB
Presiden Erdogan (Foto: Chris McGrath/Getty Images)
Ankara, - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan melontarkan kata-kata keras terhadap Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Marc Ayrault. Gara-garanya, Ayrault mengkritik penangkapan dan pemecatan massal yang dilakukan otoritas Turki usai upaya kudeta pekan lalu.

Ayrault menyerukan untuk tetap menegakkan aturan hukum di Turki menyusul percobaan kudeta di negeri itu. Dicetuskan pejabat tinggi Prancis itu, kudeta tersebut bukanlah "cek kosong" bagi Erdogan untuk membungkam para pengkritiknya.

Erdogan pun berang menanggapi pernyataan tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dia sebaiknya mengurus urusannya sendiri. Apakah dia punya otoritas untuk membuat pernyataan tersebut tentang orang-orang saya? Tidak, dia tak punya," cetus Erdogan dalam wawancara dengan Al-Jazeera seperti dilansir kantor berita AFP, Kamis (21/7/2016).

"Jika dia menginginkan pelajaran dalam demokrasi, dia bisa dengan mudah mendapatkan pelajaran dalam demokrasi dari kami," imbuh pemimpin Turki itu.

Puluhan ribu orang telah menjadi target operasi pembersihan yang dilakukan otoritas Turki menyusul kudeta pada Jumat, 15 Juli lalu. Tentara, polisi, hakim, guru dan pegawai negeri lainnya telah ditangkap atau diskors dan dipecat usai kudeta tersebut.

Langkah Turki tersebut telah menuai kecaman para pemimpin dunia. Namun Erdogan menegaskan, penangkapan dan pemecatan dilakukan dalam koridor hukum.

Erdogan pun menegaskan, pembersihan akan terus dilakukan dalam jajaran militer.

"Sebagai panglima tertinggi, saya juga mengurus hal itu sehingga semua virus dalam angkatan bersenjata akan dibersihkan," tegas Erdogan.



(ita/ita)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads