"Brexit berarti Brexit dan kita akan membuatnya sukses," cetus May yang kini masih menjabat Menteri Dalam Negeri ini dalam pernyataannya, seperti dilansir AFP, Selasa (12/7/2016).
May sendiri berada di kubu 'Remain' sama seperti Cameron saat referendum keanggotaan Uni Eropa digelar 23 Juni lalu dan hasilnya menyatakan lebih dari 50 persen rakyat Inggris ingin keluar atau 'Leave' dari Uni Eropa. Namun dia menegaskan hasil Brexit sebagai suara rakyat yang harus dihormati.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Theresa May akan Jadi PM Perempuan Inggris Kedua Setelah Margaret Thatcher
"Saya akan memastikan kita meninggalkan Uni Eropa. Rakyat Inggris diberi kesempatan untuk menentukan hal ini. Mereka memberikan pesan yang sangat jelas kepada kita dan saya pikir saya akan menanggapi pesan itu dan kita melakukan yang diinginkan rakyat Inggris," imbuh May.
May mengaku dirinya memiliki rencana menunjuk menteri khusus untuk menangani soal Brexit. Dia juga berjanji akan memperjuangkan hak perusahaan-perusahaan Inggris untuk tetap ikut perdagangan dalam pasar tunggal Uni Eropa.
"Kita harus mengupayakan kesepakatan terbaik dalam perdagangan dan barang dan jasa. Saya sudah menjelaskan bahwa hasil Brexit juga memberikan pesan agar kita mengendalikan pergerakan bebas. Pergerakan bebas tidak bisa terus berlanjut sama seperti saat ini," terangnya.
Baca juga: Saat David Cameron Bersenandung Usai Umumkan PM Inggris yang Baru
Terlepas dari janjinya membawa Inggris sukses keluar Uni Eropa, May pernah menyatakan tidak akan mengaktifkan pasal 50 Perjanjian Lisbon sebelum Inggris siap memulai perundingan dengan negara-negara Uni Eropa lainnya. Pengaktifan pasal 50 menjadi penanda dimulainya proses resmi keluarnya Inggris, yang sedikitnya akan memakan waktu 2 tahun.
"Seharusnya tidak ada keputusan mengaktifkan pasal 50 hingga strategi perundingan Inggris disepakati dan jelas -- yang artinya pasal 50 tidak seharusnya diaktifkan hingga akhir tahun ini," ucap May pada akhir bulan lalu, saat mengumumkan pencalonannya menjadi pengganti Cameron.
Sikap ini menempatkan May dalam posisi berseberangan dengan Kanselir Jerman Angela Merkel dan pemimpin negara Eropa lainnya yang ingin Inggris segera memulai proses keluar Uni Eropa. May akan resmi menggantikan Cameron pada Rabu (13/7) malam, setelah Cameron mengajukan pengunduran diri kepada Ratu Elizabeth II.
(nvc/nwk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini