"Selalu sebetulnya kita yang mengalami perbaikan yang harus dilakukan lebih signifikan kan darat. Kalau udara orang sudah relatif pesan tiket dan memprediksi kapan mereka bisa mendapatkan tiket dengan harga terjangkau, kereta juga sudah online," kata Khofifah saat menghadiri open house di rumah Ketua MPR di Jalan Widya Chandra, Jakarta, Rabu (6/7/2016).
Khofifah mengatakan, apalagi tahun ini ada pengoperasian tol baru yang membuat masyarakat ingin mejajalnya. Otomatis volume kendaraan akan terkonsentrasi di satu titik dan menyebabkan macet panjang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini kan tol baru, kemungkinan orang pada ingin mencoba, dari 5 jalur menyusut menjadi 2 jalur. Di situlah kemudian menumpuk," imbuhnya.
Baca Juga: 12 Orang Meninggal Dunia Akibat Terjebak Macet Horor di Brebes
Terkait adanya pemudik yang meninggal saat bermacet-macetan, Khofifah tak memungkiri memang tak di semua titik layanan kesehatan.
"Di saat yang sama ada yang sedang puasa kelelahan. Pada saat yang sama mereka tidak punya stok pangan. Pada saat yang sama ada harapan untuk segera sampai. Hal-hal seperti itu bertumpuk," tutur Khofifah.
"Kebetulan ada juga yang sedang kurang sehat. Layanan medisnya di sepanjang itu kan tidak semua terlayani. Memang tidak terantisipasi bahwa kemungkinan macetnya panjang, kemungkinan memiliki kendala kesehatan, kemungkinan mereka memerlukan layanan-layanan cepat. Itu biasanya ada di rest area," jelasnya.
Lebih dari itu, Khofifah juga menyoroti sisi positif dari tradisi mudik. Di mana mereka yang sukses di perantauan bisa memberikan efek positif kepada mereka yang belum berhasil di kampung halaman.
"Itu justru nilai positif sebetulnya. Push and pull theory. Jadi orang itu didorong ke luar, sukses, ditarik ke dalam. Itu yang akan memberikan nilai-nilai positif yang akan mereka teteskan di daerah mereka," pungkas Khofifah. (rna/imk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini