Para tentara dan buldoser Israel bergerak ke desa Khirbet Susya pada Minggu, 19 Juni waktu setempat dan menghancurkan dua rumah warga. Pasukan Israel juga meratakan dengan tanah sejumlah bangunan lainnya, termasuk lumbung padi dan dapur outdoor di kawasan itu.
Jihad Nawajaah, kepala dewan lokal Khirbet Susya mengatakan, salah satu rumah yang dihancurkan buldoser Israel dihuni oleh sebuah keluarga yang terdiri dari 7 orang. Akibat penghancuran itu, keluarga tersebut harus bermalam di tempat terbuka.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dalam langkah yang mengejutkan, keji dan langka, otoritas Israel melakukan penghancuran hari ini di Susya dan sekitar Diraat al-Rifaiyya, terlepas dari fakta bahwa ini bulan suci Ramadan, banyak yang sedang berpuasa, dan suhu udara yang melonjak," kata kelompok HAM Israel, Rabbis for Human Rights dalam sebuah statemen seperti dilansir media Press TV, Senin (20/6/2016).
Menurut kelompok HAM tersebut, pasukan Israel sempat memukuli beberapa warga Palestina dan aktivitas solidaritas internasional saat mereka tetap tinggal di dalam salah satu rumah untuk melawan operasi penghancuran. Empat orang terluka akibat dipukuli pasukan Israel.
Sekitar 300 orang tinggal di Susya, yang berdekatan dengan pemukiman Israel ilegal dengan nama yang sama. Warga desa tersebut mengalami kekurangan air bersih dan hidup tanpa listrik sejak mereka terusir dari tempat asal mereka, sekitar 30 tahun silam.
(ita/ita)