"Kelab itu, dengan 300 atau 400 orang yang datang, mereka seharusnya punya pengamanan yang bagus. Jika ada pengamanan yang bagus, dia (Omar Mateen) tak akan mendapat kesempatan ini," cetus Seddique seperti dilansir media Sky News, Rabu (15/6/2016).
"Mengapa tim penegak hukum sangat lambat -- mereka harusnya telah melumpuhkan dia dengan cepat ... Ini seharusnya tidak terjadi. Mereka harusnya melindungi orang-orang yang datang ke kelab itu," imbuh pria itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya mendengar berita yang kalian dengar... bagi saya itu keliru. Saya tidak mengetahui itu," imbuhnya.
Sebanyak 49 orang tewas dan 53 orang lainnya luka-luka dalam teror penembakan di kelab malam khusus gay di Orlando. Pelakunya, Omar Mateen sempat menghubungi layanan darurat 911 sebelum melakukan aksi brutalnya untuk menyatakan sumpah setia pada sejumlah kelompok militan, termasuk Islamic State of Iraq and Syria (ISIS).
Mateen akhirnya tewas ditembak polisi usai melakukan penembakan dan penyanderaan selama 3 jam di kelab Pulse tersebut. Penyidik federal AS meyakini, Mateen diradikalisasi melalui internet dan tidak ada bukti yang menunjukkan Mateen mendapat instruksi maupun bantuan dari militan di luar negeri, terutama ISIS.
(ita/ita)