Seperti dilansir AFP, Senin (13/6/2016), Seddique Mateen memposting video di laman Facebooknya yang mengungkapkan rasa duka cita atas penyerangan di komunitas homoseksual tersebut. Mateen sendiri menyebut anaknya sebagai orang baik dan terpelajar.
"Saya sangat berduka dan harus mengumumkan ini kepada rakyat Amerika," ujar Seddique dalam video berdurasi 3 menit dalam bahasa Dari. Di video tersebut dia mengungkapkan rasa tak percayanya bahwa sang anak tega melakukan tindakan tak bertanggungjawab tersebut di bulan suci Ramadan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Otoritas pemerintah Afghanistan saat dikonfirmasi AFP mengatakan mereka tidak tahu kapan tepatnya Seddique meninggalkan negara yang tengah dilanda konflik tersebut.
"Yang bisa kami katakan adalah dia (Mateen) berasal dari Afganistan namun telah menjadi warga negara AS. Dia telah tinggal di AS selama puluhan tahun, dan hanya itu yang kami tahu dari media," ujar otoritas tesmi Kementerian Luar Negeri Afghanistan yang tak mau disebutkan namanya kepada AFP.
Sementara seorang sumber senior Taliban di perbatasan menolak dikaitkan dengan keluarga Mateen. Dia menegaskan bahwa Mateen lahir tinggal dan bekerja di AS.
"Saya bahkan tak menganggap dia sebagai jihadis," ujar sumber tersebut. (rni/imk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini