Dilansir Reuters, Jumat (3/6/2016), delapan pejabat senior keamanan AS memberi perhatian khusus dengan gaya kampanye Trump yang agak kurang ajar tersebut. Namun terlepas dari itu, mereka mengatakan pengarahan 'Top Secret' pada masing-masing kandidat tersebut tidak akan melenceng dari format biasanya untuk menghindari munculnya prasangka.
Para pejabat juga mengatakan skandal email Hillary Clinton juga menjadi salah satu perhatian mereka. Clinton tengah menghadapi penyelidikan FBI apakah ada pelanggaran hukum atas tindakan Clinton menggunakan penyedia layanan email pribadi untuk kepentingan bisnis pemerintah ketika dia menjadi Secretary of State.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, pejabat intelijen menyebut kurangnya pengalaman politik Trump, gaya kontroversial, dan kurang terkenalnya penasihat politik luar negeri, membuat Trump sebagai kasus yang agak unik.
"Orang-orang menjadi sangat gugup," kata salah seorang pejabat senior keamanan AS.
Pejabat intelijen dan kebijakan politik luar negeri dan keamanan lainnya juga berusaha menentukan siapa yang bisa dipercaya di tim Trump. "Kami tidak pernah menghadapi situasi seperti ini sebelumnya," ucapnya.
Namun juru bicara kampanye Trump tidak merespons ketika dimintai komentar.
Sementara itu, pejabat berwenang lainnya meragukan kekhawatiran tersebut. Mereka menyebut pengarahan yang disebut 'Top Secret' itu sebagian besar tentang gambaran luas tentang isu keamanan nasional dan tidak termasuk rahasia negara yang paling sensitif tentang sumber dan operasi intelijen. (dhn/dhn)











































