'Kabinet' Novanto, Rekonsiliasi atau Bumi Hangus?

'Kabinet' Novanto, Rekonsiliasi atau Bumi Hangus?

Ahmad Toriq - detikNews
Kamis, 26 Mei 2016 15:59 WIB
Foto: Ilustrasi oleh Mindra Purnomo
Jakarta - Munaslub Golkar telah selesai, Setya Novanto pun kini resmi jadi ketua umum Golkar untuk tiga tahun ke depan. Lalu apakah tujuan munaslub untuk rekonsiliasi tercapai?

Sejauh ini memang tak ada lagi riak-riak atau desas-desus penggalangan munas tandingan, dari segi itu bisa dibilang rekonsiliasi berjalan lancar. Tapi beda hal soal bagi-bagi kursi pengurus, banyak pihak merasa tak dilibatkan, tak sedikit yang menyebut kursi pengurus hanya untuk loyalis Novanto yang menang besar di munaslub.



SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pada saat pembukaan Munaslub Golkar, ketum terdahulu Aburizal Bakrie sebenarnya sudah mewanti-wanti agar siapa pun yang menang merangkul yang kalah demikian pula tim suksesnya. Wejangan Ical itu itu diikuti oleh Novanto dengan kata-kata yang sama.

"Sudah, semua dari timnya Pak Ade, dari Pak Airlangga ada, dari Pak Aziz ada. Ada beberapa ya banyak juga. Pokoknya ini kan rekonsisliasi jadi semuanya kita ikutkan," ucap Novanto usai sowan ke Presiden Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (24/5/2016).

"Saya sudah minta kepada tim dari pada formatur, semua dari Pak Ade Komarudin masuk, dari Pak Airlangga masuk, dari Pak Mahyudin juga masuk, ya semua," imbuh mantan Ketua DPR RI ini.

Namun nyatanya apa yang disampaikan berbeda dengan yang ada pada lembaran draf nama-nama calon pengurus Golkar yang sedang digodok formatur. Bisa dibilang tim inti caketum lain tak masuk dalam jajaran kepengurusan kabinet Novanto. Wajar saja sindiran tajam datang dari para timses caketum Ade Komarudin yang seolah tak dianggap, padahal Akom menyerahkan kemenangan kepada Novanto tanpa melalui putaran kedua.

Tim pemenangan Akom, Ahmadi Noor Supit, tak menampik pemenang bisa saja mengambil semuanya. Tentu saja kalau tidak ada semangat rekonsiliasi di dalamnya.

"Itu konsekuensi logis dari sebuah pertarungan politik. Winner bisa takes the whole. Silakan saja ambil semuanya, terserah," kata Supit saat dihubungi, Kamis (26/5/2016).

Dia menganggap hal itu biasa saja dalam politik. Hanya saja, Supit mengingatkan janji-janji caketum saat kampanye yaitu untuk merangkul yang kalah.

"Ada juga yang menang mengakomodir seperti janji saat kampanye. Itu tergantung mereka yang menang itu," ucap Ketua Komisi XI DPR ini.

"Kalau kalah itu tidak boleh minta. Harus fair. Yang kalah mundur dulu," tambah Supit.

Sejauh ini kubu Novanto menuturkan draf nama pengurus yang beredar belum final dan masih akan difinalisasi di tim formatur. Lalu apakah Novanto akan menganut the winner takes all, ataukah akan tetap menganut mazab rekonsiliasi?

(van/nrl)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads