Seperti dilansir AFP, Selasa (24/5/2016), longsor terjadi ketika salah satu dinding terowongan bawah tanah roboh saat hujan deras mengguyur pada Senin (23/5) malam waktu setempat. Area tambang ini berada di kota Hpakant, Kachin, yang merupakan area bekas konflik yang banyak menghasilkan banyak batu giok untuk negara tetangganya, China.
"Kami menemukan tujuh jasad korban semalam dan lima jasad lainnya pagi ini," tutur pejabat kepolisian di ibukota Naypyidaw yang enggan disebut namanya, kepada AFP.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seorang pejabat setempat, Nilar Myint, membenarkan jumlah korban tewas kepada AFP. Myint juga menyebut, ada sekitar 50 orang yang tengah mencari giok di area tersebut, saat longsor terjadi. "Kami memeriksa rumah-rumah di dekat lokasi lonhsor untuk mencari siapa saja korban hilang," ucapnya.
Dituturkan pejabat kepolisian setempat, kepada AFP, bahwa operasi penyelamatan juga terhambat oleh buruknya jalur transportasi, infrastruktur dan jalur komunikasi di lokasi longsor. Wilayah Hpakant cukup sering dilanda insiden longsor mematikan selama beberapa tahun terakhir. Pada November tahun lalu, insiden serupa menewaskan lebih dari 100 orang di Hpakant.
Puluhan insiden serupa yang lebih kecil juga terjadi di Hpakant dan memicu korban luka maupun korban tewas. Para korban biasanya merupakan para pekerja yang tengah mencari sebongkah giok di area tambang skala besar yang ditinggalkan begitu saja oleh perusahaan-perusahaan tambang setempat.
(nvc/nwk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini