Banyak Kemiripan dengan Trump, Rodrigo Duterte Dijuluki 'Trump dari Timur'

Banyak Kemiripan dengan Trump, Rodrigo Duterte Dijuluki 'Trump dari Timur'

Novi Christiastuti - detikNews
Selasa, 10 Mei 2016 14:13 WIB
Banyak Kemiripan dengan Trump, Rodrigo Duterte Dijuluki Trump dari Timur
Rodrigo Duterte (REUTERS/Erik De Castro)
Washington - Sosok kontroversial Rodrigo Duterte yang memenangi pemilihan presiden Filipina, disamakan dengan bakal calon presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Rodrigo yang blak-blakan ini bahkan dijuluki sebagai 'Trump dari Timur'.

Seperti dilansir media AS, The Washington Post, Selasa (10/5/2016), komedian dan host acara televisi HBO 'Last Week Tonight', John Oliver, melontarkan julukan itu saat membahas pemilu Filipina pada Minggu (8/5) waktu setempat. Oliver menyebut Duterte sebagai karakter berwarna.

Oliver kemudian menayangkan potongan klip dari media Aljazeera, ketika Duterte menawarkan dirinya sebagai hadiah untuk mempelai perempuan dalam acara nikah massal setempat. "Saya tidak punya uang untuk diberikan, tapi saya bisa memberikan istri-istri Anda hal lain, dan ini hanya untuk para istri. Pria-pria, maaf, tapi kalian tidak dapat apa-apa karena saya bukan banci," ucap Duterte saat itu, seperti terdengar dalam tayangan klip.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Itu hanya ujung dari gunung es. Duterte secara rutin mencium wanita-wanita pendukungnya, pernah sekali dia menyebut Paus (Fransiskus) sebagai anak pelacur, semua hal itu memberinya reputasi sebagai 'Trump dari Timur'," ucap Oliver.

Baca juga: Soal Paus Hingga Viagra, Ini Komentar Kontroversial Presiden Baru Filipina

Trump dan Duterte memang punya banyak kemiripan. Trump pernah menyebut imigran asal Meksiko sebagai pemerkosa, sedangkan Duterte melontarkan lelucon soal pemerkosaan. Trump bersumpah akan membangun tembok perbatasan antara AS-Meksiko, sedangkan Duterte mengancam akan menghabisi para pelaku kriminal. Tidak hanya itu, keduanya sama-sama populer dan pernah melontarkan kata-kata keras terhadap Paus Fransiskus.

"Kini, Duterte juga menyerukan jika dirinya terpilih, dia akan membunuh lima pelaku kriminal setiap minggu, yang mungkin bukan janji palsu. Sejak dia menjadi Wali Kota, tim pembunuh di luar hukum dilaporkan telah menewaskan lebih dari 1.000 orang, meskipun dia menyangkal terlibat, dia mengakui tangannya berlumuran darah," imbuh Oliver.

"Dan yang menakjubkan, pria ini (Duterte) memimpin polling dengan 11 persen, jadi mungkin dia terpilih menjadi presiden besok (9/5), yang tidak hanya mengerikan bagi rakyat Filipina, karena itu berarti selang setahun kemudian, kita bisa melihat hal ini... sebagai kunjungan resmi kenegaraan," ujar Oliver sembari menunjuk foto editan yang menunjukkan Trump dan Duterte berjabatan tangan di Oval Office Gedung Putih AS.

Secara terpisah, TIME menyebut ada satu perbedaan besar antara Trump dengan Duterte. Menurut TIME dalam artikel berjudul 'People Keep Calling Rodrigo Duterte the Philippine Donald Trump. They're Wrong', Duterte telah memberikan gambaran kerasnya kepemimpinannya nanti, dan setidaknya sebagian besar rakyat Filipina mendukung Duterte yang penuh kontroversi.

"Pemilihan presiden pada Senin (9/5) merupakan pemilu ke-11 yang diikuti Duterte, dan pemilu ke-11 yang dimenangkannya. Kekaguman terhadap dia di Davao sangat gamblang. Filipina tahu apa yang didapatkannya. Dengan Trump, Amerika masih melihat pada ketidakjelasan," tulis TIME dalam artikelnya.

Baca juga: Menangi Pilpres Filipina, Rodrigo Duterte Dikhawatirkan Menjadi Diktator

(nvc/ita)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads