"Akan selalu ada pengecualian," sebut Trump seperti dikutip surat kabar AS, The New York Times dan dilansir Reuters, Selasa (10/5/2016).
Pernyataan itu diucapkan Trump ketika ditanya bagaimana seruan kontroversialnya itu diberlakukan untuk Sadiq Khan, anak imigran Pakistan yang ayahnya berprofesi sebagai sopir bus dan ibunya seorang penjahit, yang baru dilantik menjadi Wali Kota muslim pertama di London, Inggris pada Sabtu (7/5).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Sadiq Khan, Wali Kota Muslim Pertama London
Seruan kontroversial Trump soal larangan muslim ke AS itu diucapkan setelah serangan teror mematikan melanda Paris, Prancis dan California, Amerika Serikat tahun lalu. Kalangan muslim, aktivis HAM, kalangan Partai Demokrat dan bahkan rekan sesama Partai Republik mengecam seruan itu dengan alasan bertentangan dengan nilai-nilai Amerika yang sebenarnya dan bersifat memecah-belah.
Dalam wawancara dengan majalah TIME beberapa waktu lalu, Khan mengatakan ingin pergi ke AS untuk melihat program-program menarik yang dilakukan Wali Kota New York dan Chicago. Namun dia mengatakan, dirinya harus mengunjungi AS sebelum Januari 2017, sebagai antisipasi jika Trump memenangi pemilihan presiden 8 November mendatang.
"Jika Donald Trump menjadi presiden (AS), saya tidak akan bisa pergi ke sana dikarenakan keyakinan saya, yang artinya saya tidak bisa bertemu para Wali Kota Amerika dan bertukar gagasan," ucapnya.
(nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini