"Temuan Pak Setu ini persis dengan Sangiran IV. Ini menentukan kualitas dari penemuan homo erectus arkaik," terang
Direktur Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Harry Widianto saat berbincang dengan detikcom, Rabu (27/4/2016).
Setu hanya menemukan bagian fosil atap tengkorak saja. Sementara Konigswald menemukan fosil tengkorak lengkap dengan bagian rahang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Temuan Koengiswald yang disebut Sangiran IV kini tersimpan di Frankfurt, Jerman. Fosil tersebut masih dalam penelitian.
Fosil yang ditemukan di Sungai Bojong itu berukuran panjang 14 cm, lebar 12 cm dan tinggi 10 cm. Para peneliti mengatakan Homo Erectus Arkaik memiliki volume otak sebesar 800 cc dengan ketebalan tulang tengkorak 1,5 cm. Ukuran lebih besar dimiliki oleh Homo Erectus Tipik sebesar 1.000 cc dan Homo Erectus Progresif sebesar 1.100 cc. Sedangkan manusia modern memiliki volume otak sebesar 1.400 cc.
Siapa Koenigswald? Dalam catatan biografi, dia bernama asli Gustav Heinrich Ralph von Koenigswald. Pria kelahiran 13 November 1902 itu adalah seorang paleontologist keturunan Jerman-Belanda yang memfokuskan diri dalam bidang manusia purba, termasuk homo erectus.
Dia sudah menemukan sejumlah fosil di Jawa, dan yang paling terkenal ada di Sangiran, Jawa tengah. Beberapa fosil temuannya adalah Ngandong 7, NG 6, Mojokerto 1, Sangiran IV dan Sangiran 2. Semua adalah fosil-fosil manusia purba yang menarik bagi dunia ilmu pengetahuan. (mad/mad)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini