Usut Kematian Siyono, Komnas HAM Mengaku Terima Ancaman

Usut Kematian Siyono, Komnas HAM Mengaku Terima Ancaman

Hardani Triyoga - detikNews
Senin, 18 Apr 2016 15:35 WIB
Komnas HAM di DPR (Lamhot Aritonang/detikcom)
Jakarta - Komnas HAM  mendukung pengusutan tuntas tewasnya Siyono saat ditangkap Densus 88. Komnas HAM sudah meminta audiensi dengan Polri terkait kasus ini, namun belum ada jawaban.

"Sampai hari ini komunikasi kepastian kapan pertemuan itu belum kami peroleh. Komunikasi-komunikasi informasi melalui staf sedang berlangsung untuk mencari waktu untuk pertemuan itu," kata Ketua Komnas HAM Imdadun Rahmat di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (18/4/2016).

Dia mengatakan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) juga ingin bertemu dengan Komnas HAM. Namun, hal ini masih menunggu permintaan resmi dari BNPT.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Terkait dukungan proses pengusutan kematian Siyono, dia mengatakan memang ada indikasi ancaman terhadap salah satu komisioner Komnasham, Siane Indriani. Namun, ancaman itu dianggap biasa karena sudah menjadi konsekuensi Komnas HAM.

Dia pun menyebut tak perlu melapor ke polisi terkait ancaman ini.

"Ya, indikasi-indikasi itu ada. Itu jamak saja. Komisioner tu tekanan, intimidasi, itu seringkali kami terima. Dan tidak apa-apa. Yang penting bahwa kita percaya aparat keamanan melindungi kami, akan melindungi komisioner dan publik akan memberikan kepercayaan," tuturnya.

Kemudian, Komnasham menegaskan bila pihaknya secara resmi tak pernah mengusulkan pembubaran Densus 88 dan BNPT. Ia menekankan yang ada usulan perbaikan motode penanganan di dua institusi itu.

"Yang kita usulkan perbaikan metode penanganan. Perbaikan internal, termasuk  kualitas para satuan elitnya. Jadi, satuan elite Densus 88, itu kan luar biasa keahliaannya. Kematangan jiwa, emosional, psikologi itu kan juga harus diperhatikan. Kontrol diri, taat pada hukum, pada koridor, SOP," ujarnya. (hty/tor)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads