"Mungkin kegagalan untuk merencanakan untuk hari-hari setelah apa yang saya pikir sebagai hal benar untuk dilakukan dalam mengintervensi Libya," ucap Obama dalam wawancara dengan media AS, Fox News, yang disiarkan Minggu (10/4) dan dilansir CNN, Senin (11/4/2016).
Ini bukan pertama kalinya Obama membahas soal Libya dalam beberapa minggu terakhir. Intervensi militer oleh pasukan pimpinan NATO berujung pada tewasnya Khadafi pada Oktober 2011, selang beberapa bulan setelah intervensi dilakukan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Obama: Menghancurkan ISIS Masih Jadi Prioritas Utama
PM Cameron bersama mantan Presiden Prancis Nicolas Sarkozy menanggung kritikan terhadap Obama, sekutu mereka. Meskipun Obama menyebut intervensi ke Libya berjalan baik, namun Obama mengaku dirinya memandang Libya saat ini sebagai kekacauan.
Dalam pernyataan kepada CNN, juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS, Ned Price berusaha mengklarifikasi pernyataan Obama dan memastikan hubungan Inggris dan AS tetap kuat. "Perdana Menteri Cameron telah menjadi mitra dekat Presiden (Obama) dan kami menghargai kontribusi Inggris dalam keamanan nasional dan tujuan kebijakan luar negeri yang merefleksikan hubungan penting dan khusus kami," ucap Price.
Sedangkan soal Libya, Price menyebut Obama terus meyakini semua pihak, termasuk AS, bisa melakukan lebih banyak hal untuk mengatasi situasi Libya usai intervensi.
Pada September tahun lalu, Obama mengkritik intervensi Libya saat berpidato di hadapan Sidang Majelis Umum PBB. "Koalisi kita bisa dan seharusnya melakukan lebih banyak hal untuk mengisi kekosongan yang ditinggalkan," ucapnya saat itu.
(nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini