Seperti dilansir AFP, Rabu (6/4/2016), insiden ini terjadi pada 14 Desember tahun lalu terhadap salah satu pesawat maskapai Brasil TAM yang terbang menuju Sao Paulo, Brasil dari Madrid. Saat itu pesawat baru mengudara selama 90 menit, ketika mendapat pesan dari seorang pria soal bom di pesawat.
Pria yang melontarkan ancaman bom via telepon itu berbicara dalam bahasa Spanyol dengan aksen Arab. Pria itu terdengar mengatakan 'Hari ini orang-orang akan mati' dan 'Allahu Akbar'.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kepolisian setempat lantas menyelidiki kasus ini dan berhasil menemukan fakta bahwa panggilan telepon pria yang melontarkan ancaman bom ini, dilakukan dari sebuah telepon umum di kota Cuenca, Spanyol bagian tengah.
Pada Selasa (5/4) waktu setempat, polisi menangkap dua pria dan satu wanita yang diyakini bertanggung jawab atas ancaman bom palsu tersebut. Menurut polisi Spanyol, ketiga orang yang ditangkap terkait dengan salah satu penumpang wanita asal Brasil yang ada di dalam pesawat yang diancam bom.
Dalam pernyataannya, kepolisian menyebut wanita Brasil yang tidak disebut namanya itu tidak bisa masuk ke wilayah Spanyol, karena adanya surat perintah dari pengadilan Swiss. Polisi tidak menjelaskan lebih lanjut soal surat perintah pengadilan tersebut.
Ketiga pelaku dijerat dakwaan mengganggu ketertiban publik dan berpotensi dihukum membayar kerugian ekonomi yang dipicu oleh anaman bom palsu tersebut, yang diperkirakan mencapai 200 ribu euro (Rp 3 miliar).
(nvc/ita)