Pekan lalu, Trump mengatakan, jika dirinya terpilih menjadi presiden baru AS, dia akan menarik pasukan AS dari Korea Selatan dan Jepang, dan mengizinkan kedua negara itu memproduksi sendiri senjata nuklir mereka, daripada bergantung pada militer AS.
Dalam wawancara dengan media The New York Times pada 26 Maret itu, kandidat unggulan Partai Republik tersebut mengatakan, AS tak bisa melindungi Jepang dan Korsel untuk waktu yang lama. Dicetuskan Trump, AS tak bisa selalu menjadi "polisi dunia."
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Keseluruhan dasar kebijakan luar negeri AS terkait senjata nuklir selama 70 tahun terakhir, telah difokuskan pada pencegahan proliferasi senjata nuklir," tutur Rhodes seperti dilansir Reuters, Jumat (1/4/2016).
"Ini telah menjadi sikap pemerintahan bipartisan, dari semua orang yang telah menduduki Gedung Putih," imbuh salah satu pejabat terdekat Presiden Obama itu.
"Akan menjadi bencana bagi AS untuk mengubah posisinya dan mengindikasikan bahwa kita mendukung proliferasi senjata nulir," tegas pejabat tinggi Gedung Putih tersebut.
Dalam wawancara dengan The New York Times, Trump juga mengkritik perjanjian keamanan tahun 1951 antara AS dengan Jepang, yang secara resmi dikenal sebagai Traktat Keamanan Antara AS dan Jepang.
"Jika kita diserang, mereka (Jepang) tak harus melakukan apapun," cetus Trump. "Jika mereka diserang, kita harus berangkat dengan kekuatan penuh... itu perjanjian yang agak berat sebelah,' kata miliarder AS itu. (ita/ita)