Ketiga pelaku yang telah diidentifikasi oleh jaksa Belgia ialah Ibrahim El Bakraoui (30), Khalid El Bakraoui (27), dan Najim Laachraoui (25). Ibrahim dan Khalid yang sama-sama warga Belgia, merupakan kakak-beradik yang pernah terlibat kasus perampokan beberapa tahun lalu.
Sedangkan Laachraoui disebut-sebut terkait langsung dengan tersangka kunci teror Paris, Salah Abdeslam, yang baru-baru ini ditangkap di Brussels. Jejak DNA Laachraoui juga ditemukan pada peledak yang digunakan para pelaku teror Paris pada November tahun lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Disampaikan jaksa federal Belgia, Frederci Van Leeuw, seperti dilansir AFP, Kamis (24/3/2016), ledakan bom bunuh diri pertama yang didalangi Ibrahim terjadi di terminal keberangkatan internasional bandara Brussels, pada Selasa (22/3) sekitar pukul 07.58 waktu setempat.
Selang 10 detik kemudian, menurut Van Leeuw, ledakan bom bunuh diri kedua yang didalangi Najim Laachraoui terjadi di lokasi yang tidak jauh. Dua ledakan itu memporak-porandakan terminal keberangkatan yang dipenuhi ratusan orang. Bahkan langit-langit gedung runtuh dan kaca jendela berserakan.
Satu jam kemudian, atau sekitar pukul 09.00 waktu setempat, satu ledakan lain mengguncang stasiun kereta metro Maelbeek. Ledakan itu didalangi Khalid, adik Ibrahim, yang juga melakukan aksi bom bunuh diri. Ledakan itu menghancurkan beberapa gerbong kereta bawah tanah di stasiun itu.
Dalam istilah terorisme, para pelaku bom bunuh diri biasa disebut sebagai pengantin.
Berikut profil para pelaku ledakan bom Brussels, seperti dilansir AFP:
- Ibrahim El Bakraoui
Tahun 2010 lalu, Ibrahim diadili dan divonis 9 tahun penjara setelah terlibat baku tembak dengan polisi Belgia. Saat itu, Ibrahim mendalangi perampokan di kantor Western Union setempat dan berujung menembak seorang polisi hingga luka-luka di kaki.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dalam pernyataannya menyebut Ibrahim pernah ditahan di wilayahnya pada Juni 2015 lalu. Saat itu, menurut Erdogan, Ibrahim ditahan sebagai militan teroris asing sebelum akhirnya dideportasi ke Belanda.
Dengan tegas, Erdogan menuding otoritas Belgia gagal membongkar keterlibatan Ibrahim dengan terorisme, meskipun sudah mendapat peringatan dari Turki. Otoritas Belgia, menurut Erdogan, malah membebaskan Ibrahim.
- Khalid El Bakraoui
Khalid yang merupakan adik Ibrahim ini, juga pernah terjerat kasus kriminal perampokan mobil pada tahun 2011 lalu. Media setempat, La Derniere Heure, melaporkan Khalid divonis 5 tahun penjara.
Dalam pernyataannya, Rabu (23/3), jaksa federal Belgia Van Leeuw menyebut kakak-beradik El Bakraoui sebagai warga negara Belgia yang pernah terjerat kasus hukum, namun sebelumnya dinyatakan tidak terkait terorisme. Kakak-beradik ini, menurut Van Leeuw, baru menarik perhatian polisi pada 15 Maret ketika polisi menggerebek apartemen di Forest, Brussels, terkait kasus teror Paris yang menewaskan 130 orang.
![]() |
Apartemen yang digerebek itu disewa oleh Khalid dengan menggunakan nama samaran, untuk menjadi persembunyian para pelaku teror Paris beberapa bulan lalu. Khalid sendiri masuk dalam daftar pencarian Interpol terkait penyewaan properti untuk pelaku teror Paris lainnya, termasuk pemimpin kelompok Abdelhamid Abaaoud yang tewas dalam baku tembak dengan polisi Prancis.
Saat penggerebekan di apartemen Forest itu, kakak-beradik El Bakraoui tidak diyakini ada di lokasi. Namun otoritas Belgia mulai melihat keterkaitan keduanya dengan jaringan militan Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) di Eropa.
- Najim Laachraoui
Laachraoui sebelum sempat disangka sebagai pria bertopi yang meninggalkan bom dan kabur saat ledakan mengguncang bandara Brussels. Dia juga sempat diberitakan ditangkap oleh sejumlah media Belgia, namun kemudian informasi itu dicabut kembali.
Hingga akhirnya jaksa Belgia memastikan Laachraoui sebagai pelaku bom bunuh diri kedua di bandara Brussels. Laachraoui bersama Ibrahim dan satu pelaku lain yang masih buron, terekam kamera CCTV berjalan mendorong troli yang membawa tas besar yang diduga berisi bom.
Otoritas Belgia menyebut Laachraoui terkait langsung dengan pelaku teror Paris, karena jejak DNA-nya terlacak di sejumlah peledak dan senjata api yang digunakan dalam serangan pada November tahun lalu. Jejak DNA Laachraoui juga ditemukan di sebuah rumah di pinggiran Belgia yang digunakan para pelaku teror Paris serta juga di sebuah pabrik bom di distrik Schaarbeek, Brussels.
Laachraoui yang lahir di Maroko ini tumbuh besar di Schaarbeek, Belgia. Dia menjadi buronan polisi sejak Desember tahun lalu terkait teror Paris. Dia mengenyam pendidikan di sekolah Katolik Sainte-Famille, Schaarbeek selama 6 tahun. Situs sekolah menyebut Laachraoui pernah belajar elektronika.
Laachraoui pernah pergi ke Suriah pada September 2013 lalu, bersama gelombang pertama militan asing yang meninggalkan Belgia untuk bergabung dengan ISIS. Laporan sejumlah media menyebut, Laachraoui memiliki nama samaran Abu Idriss saat berada di Suriah.
Pada Februari lalu, pengadilan Belgia mengadili Laachraoui secara in absentia atas keterlibatannya dengan ISIS. Dia diketahui kembali ke Eropa pada September tahun lalu, ketika terdeteksi menemani pelaku teror Paris Abdeslam melintasi perbatasan sejumlah negara Eropa.
- Pria Bertopi
Identitas pria bertopi yang kini masih diburu polisi Belgia belum diketahui. Dalam rekaman CCTV bandara, pria bertopi ini terlihat berjalan di sebelah Ibrahim dan Laachraoui, sebelum ledakan terjadi.
![]() |
Pria bertopi ini, menurut jaksa Belgia, meninggalkan bom di bandara Brussels dan melarikan diri. Bom yang ditempatkan di dalam tas besar itu seharusnya menjadi bom ketiga yang meledak di bandara.
Diperkirakan daya ledak bom ketiga itu lebih kuat dari dua bom sebelumnya, karena peledaknya lebih banyak. Untungnya bom itu tidak meledak dan berhasil diamankan polisi setempat.
Halaman 2 dari 3
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini