Kedelapan aktivis prodemokrasi di masa Orba itu dianggap berkontribusi dalam mewujudkan solidaritas dunia internasional atas Timor Leste untuk menentukan nasibnya sendiri. "Mereka (Wiji Thukul dan aktivis prodemokrasi) dinilai berkontribusi dalam mewujudkan solidaritas internasinal atas Timor Leste dalam perjuangan menentukan nasib sendiri bangsa Timor Leste," kata penasihat Ikatan Orang Hilang Indonesia (Ikohi) Mugiyanto saat dikonfirmasi detikcom, Jumat (18/3/2016).
Ikohi adalah LSM yang selama ini mendampingi para korban orang hilang, termasuk para aktivis prodemokrasi yang mendapat penghargaan dari Xanana.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat menerima penghargaan ini Wiji Thukul diwakili oleh putrinya Fitri Nganti Wani. Selain kepada aktivis Indonesia, Brigada Negra juga memberikan penghargaan kepada sejumlah veteran perang Timor Leste.
Wiji Thukul lebih dikenal sebagai penyair dengan karya-karya 'ganas'-nya pada pemerintah Orde Baru kala itu. Tak heran, banyak yang meyakini dia diculik oleh rezim Soeharto dan tak jelas kini nasibnya. Wiji Thukul lahir pada tanggal 26 Agustus 1963. Dia bernama asli Widji Widodo, lahir di kampung Sorogenen, Solo, Jawa Tengah. Penggalan puisi Wiji Thukul yang terkenal hingga kini adalah "Hanya satu kata: Lawan!"
(erd/nrl)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini