Media Inggris, Sky News, melaporkan bahwa dokumen-dokumen itu diserahkan oleh seorang mantan anggota ISIS yang membelot. Menurut Sky News, seperti dilansir AFP, Kamis (10/3/2016), sekitar 22 ribu dokumen ada di dalam sebuah memory card yang dicuri dari pihak keamanan ISIS atau yang disebut polisi keamanan internal ISIS.
Disebutkan Sky News, dokumen itu berbentuk formulir yang diisi oleh orang-orang yang bergabung dengan ISIS. Dokumen itu, sebut Sky News, berisi informasi penting anggota ISIS dari sedikitnya 51 negara.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Masih menurut Sky News, dokumen itu juga berisi informasi sejumlah pelaku jihad yang berasal dari wilayah Eropa bagian utara, Amerika Serikat, Kanada, Afrika Utara dan juga Timur Tengah.
"Ini bisa menjadi kemajuan besar. Ini menunjukkan bagaimana ISIS sangat rawan dari orang-orang yang membelot... Potensi dinas keamanan untuk mengidentifikasi teroris tak dikenal kini sangat besar," sebut Direktur Pelaksana Konsultan Pemberantasan Terorisme pada Kantor Persiapan dan Perlindungan Keamanan Internasional, Chris Phillips, kepada AFP.
Phillips menambahkan, pembocoran dokumen ini bisa menginspirasi anggota ISIS lainnya untuk membelot. Di sisi lain, sebut Phillips, dokumen-dokumen itu bisa digunakan untuk persidangan di masa mendatang dan bisa membantu menghentikan aliran pelaku jihad dari Eropa dan AS yang ingin bergabung ISIS.
"Memahami bagaimana orang-orang bepergian dan siapa yang merekrut mereka, menjadi kunci penting mengurangi orang-orang pergi (berjihad) di masa depan," ucapnya. (nvc/ita)











































