"Kita prediksi demo akan diikuti sekitar 500 peserta yang terdiri dari mahasiswa, dokter umum, dokter gigi, dokter spesialis, konsultan, profesor di bidang kedokteran, koas FK/FKG, residen FK/FKG, dan dokter internship. Titik kumpul di Tugu Proklamasi pukul 07.00 WIB kemudian melakukan reli dari HI ke Istana," kata Humas DIB dr Fenny Ramadhiana saat dikonfirmasi detikcom, Jumat (25/2/2016).
dr Fanny menjelaskan peserta demo berasal dari area Jabodetabek dan dari daerah lain seperti Surabaya, Pekanbaru, Medan dan Manado. Aksi itu dilakukan oleh DIB untuk mendorong reformasi sistem kesehatan di Indonesia. Tema yang mereka angkat adalah 'Mendorong Reformasi JKN yang Berkeadilan bagi Rakyat dan Tenaga Kesehatan'.
Dalam siaran pers, DIB menyatakan berbagai keluhan dirasakan peserta maupun penyedia layanan kesehatan. Pemahaman masyarakat pada sistem asuransi JKN yang masih minim seringkali menimbulkan gesekan antara peserta dan penyedia layanan kesehatan. Di samping itu, peserta JKN terus bertambah namun tidak disertai dengan penambahan fasilitas dan jumlah tenaga kesehatan yang memadai sehingga daftar antrian menjadi panjang.
DIB menilai keberhasilan JKN menjadi tanggung jawab bersama, pemerintah diminta untuk fokus melakukan perbaikan dari hulu ke hilir. Persoalan anggaran, sarana-prasarana, serta bahan baku obat juga diperhatikan oleh DIB.
"Bahan baku obat yang masih mengandalkan impor dan pajak PPnBM alat kesehatan juga menjadi biang tingginya biaya layanan kesehatan. Oleh sebab itu pemerintah harus turut mendorong berkembangnya industri farmasi dalam negeri dan menghapus PPnBM alat kesehatan sebagai satu upaya mendukung suksesnya JKN," ungkap DIB.
"JKN juga harus dilepaskan dari kepentingan atau pencitraan politik penguasa yang hanya untuk menarik simpati rakyat melainkan kembali pada tujuan awal yaitu untuk menyehatkan seluruh rakyat Indonesia," imbuhnya.
Secara singkat empat permasalahan yang menjadi dasar Dokter Indonesia Bersatu melakukan aksi adalah:
1. Krisis layananan kesehatan di era Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
2. Krisis terus meningkatnya permasalahan kesehatan Indonesia.
3. Krisis penyebaran dokter yang tidak merata
4. Krisis kurangnya dokter spesialis.
(nrl/nrl)