Seperti dilansir CNN, Rabu (3/2/2016), insiden ini dilaporkan melukai dua orang yang ada di dalam pesawat. Namun kemudian otoritas Somalia menemukan sesosok jasad di dekat ibukota Mogadishu, yang diyakini sebagai korban yang jatuh dari pesawat Daallo Airlines yang dilanda ledakan tersebut.
Insiden ini terjadi pada Selasa (2/2) waktu setempat, ketika pesawat dengan nomor penerbangan D3159 ini mengudara di ketinggian 12 ribu kaki hingga 14 ribu kaki, tak lama setelah lepas landas dari Bandara Internasional Mogadishu. Ledakan itu memicu sebuah lubang di salah satu sisi badan pesawat, tepat di atas sayap dan ukurannya sedikit lebih kecil dari pintu pesawat. Pilot pesawat jenis Airbus A321-111 ini lantas menerbangkan pesawat kembali ke Mogadishu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut sumber itu, pemeriksaan awal terhadap badan pesawat menunjukkan positif residu peledak. Namun juru bcara kantor Perdana Menteri Somalia, Abdisalam Aato enggan menyebut indikasi bom sebagai penyebab ledakan di udara tersebut.
"Insiden ini masih dalam penyelidikan. Ada banyak informasi yang bertentangan," ucapnya.
Secara terpisah, CEO Daallo Airlines, Mohammed Ibrahim Yassin menuturkan kepada Forbes.com, masih terlalu dini untuk menebak penyebab ledakan tersebut. "Tidak ada yang pasti," ujarnya.
Yassin mengaku menyadari ada beberapa pihak yang berpikir ledakan itu dipicu sebuah bom. "Otoritas Penerbangan Sipil berpikir berbeda," imbuhnya.
Aktivitas penerbangan di Bandara Internasional Mogadishu sempat terganggu akibat insiden ini. Bandara tersebut merupakan kantor bagi PBB, Uni Afrika dan juga bagi banyak misi diplomatik termasuk Amerika Serikat dan Uni Eropa. Daallo Airlines bermarkas di Uni Emirat Arab dan menjalankan rute penerbangan ke Djibouti, Kenya, Arab Saudi dan Somalia.
(nvc/ita)