"Kemdikbud perlu segera hadir untuk memberikan layanan pendidikan darurat serta membuat perencanaan untuk pemenuhan hak pendidikan anak secara utuh dan holistik," ujar Asrorun dalam keterangan yang diterima detikcom, Jumat (29/1/2016).
Dari hasil assesment KPAI, cukup banyak anak usia sekolah, baik SD maupun SMP yang putus sekolah karena bergabung dengan organisasi ini. Sebab setelah pindah ke Kalimantan mereka tidak mengenyam pendidikan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, KPAI juga meminta agar Kemenag hadir untuk memberikan penyuluhan serta pemenuhan hak agama dan pendampingan dalam aspek keagamaan. KPAI sudah berkomunikasi dengan Kemendikbud dan Kemenag untuk memastikan hak dasar anak tersebut. Menurutnya, pihak Kemenag telah mengkonfirmasi dan akan segera mengirim tim penyuluh agama.
Sementara itu, KPAI menilai langkah darurat yang dikoordinasikan Kemsos cukup baik. Hanya saja, perlu partisipasi elemen masyarakat secara lebih banyak. Pelaku usaha dan lembaga filantropi perlu hadir untuk mengerahkan sumber dayanya.
"Terutama untuk kebutuhan dasar anak, seperti pampers, susu, bubur, buku-buku anak dan media permainan," kata Asrorun.
Di sisi lain, kinerja Kemenkes dalam menangani para eks Gafatar ini perlu dioptimalkan. Sebab dari hasil assesment KPAI dan tim, banyak ditemukan anak yang mengalami sakit panas, sehingga butuh penanganan khusus. Ada juga pengungsi yang berkebutuhan khusus.
Dari hasil pendataan, total pengungsi di Asrama Haji Pondok Gede sebanyak 832 orang yang terdiri dari 460 laki-laki dan 372 perempuan. Dari total pengungsi tersebut, ada 4 wanita hamil, 34 bayi di bawah satu tahun 109 balita. Selain di Pondok Gede, pengungsi eks Gafatar juga diungsikan di gedung Forki sebanyak 481 orang, Rumah Perlindungan dan Trauma Center (RPTC) 467 orang, dan Panti Sosial Bina Insani 180 orang.
KPAI membuka posko perlindungan anak di titik pengungsian Asrama Haji, dengan didukung oleh Kemensos dan elemen relawan dari masyarakat. "KPAI mengimbau seluruh pihak untuk dapat berpartisi dalam upaya pemulihan pengungsi eks Gafatar, khususnya anak-anak," tuturnya.
(kff/jor)