Disampaikan seorang pejabat pemerintahan Jepang yang enggan disebut namanya seperti dikutip kantor berita Jepang, Kyodo News Agency, dan dilansir Reuters, Kamis (28/1/2016), dugaan persiapan peluncuran rudal ini didasarkan pada analisis citra satelit dari lokasi uji coba rudal Tongchang-ri di Korut.
Laporan ini muncul ketika negara-negara anggota Dewan Keamanan PBB tengah membahas sanksi baru untuk Korut, setelah negara komunis itu melakukan uji coba nuklir keempat kalinya pada 6 Januari lalu. Korut sebelumnya telah mendapat sanksi PBB atas program nuklir dan rudalnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Menlu AS Sebut Korut Ancaman Bagi Dunia
Secara terpisah, juru bicara Kementerian Pertahanan Korea Selatan Kim Min-seok enggan berkomentar ketika ditanya soal aktivitas persiapan di lokasi peluncuran rudal Korut. Kim merujuk pada kebijakan untuk tidak membahas persoalan intelijen.
Namun dia menyebut Korut tidak merilis peringatan internasional untuk navigasi sejauh ini. Kantor berita Korsel, Yonhap mengutip sumber pemerintahan yang menyebut aktivitas di lokasi peluncuran rudal Korut cenderung stabil. Lokasi peluncuran rudal Korut beroperasi secara otomatis dan rel-rel di lokasi itu dirancang untuk menggerakkan komponen roket secara cepat untuk dirakit dan kemudian diluncurkan.
Disebutkan para pakar bahwa lokasi peluncuran rudal Korut diperbaiki tahun lalu, untuk mengakomodasi peluncuran roket jarak jauh. Dalam pernyataan sebelumnya, Korut menyatakan pihaknya memiliki kedaulatan sendiri untuk menjalankan program luar angkasa dan roket jarak jauh yang dibuatnya dimaksudkan untuk mengirimkan satelit ke orbit.
Dalam pertemuan di Beijing, Menteri Luar Negeri AS John Kerry dan Menteri Luar Negeri China Wang Yi menyepakati perlunya resolusi PBB baru terhadap Korut.
(nvc/mad)