Sebelum Ulama Syiah Dieksekusi, AS Sampaikan Kekhawatiran pada Arab Saudi

Sebelum Ulama Syiah Dieksekusi, AS Sampaikan Kekhawatiran pada Arab Saudi

Rita Uli Hutapea - detikNews
Selasa, 05 Jan 2016 14:27 WIB
Foto: REUTERS/Raheb Homavandi/TIMA
Washington, - Eksekusi mati ulama terkemuka Syiah oleh otoritas Arab Saudi telah meningkatkan ketegangan antara Saudi dan Iran. Bahkan, pemerintah Amerika Serikat pernah menyampaikan kekhawatiran pada Saudi sebelum eksekusi mati ulama Nimr al-Nimr.

Juru bicara Gedung Putih Josh Earnest juga mengatakan, pemerintah AS tentunya akan mengecam setiap negara yang melakukan eksekusi massal. Diingatkannya, perseteruan antara Teheran dan Riyadh juga akan makin menyulitkan untuk mendorong pihak-pihak bertikai dalam konflik Suriah guna mencapai solusi politik.

"Ada kekhawatiran langsung yang disampaikan oleh pejabat-pejabat AS kepada pejabat-pejabat Saudi mengenai potensi konsekuensi buruk yang akan terjadi atas eksekusi -- eksekusi massal, khususnya eksekusi ulama Syiah Nimr al-Nimr," ujar Earnest kepada para wartawan di Washington seperti dilansir kantor berita Reuters, Selasa (5/1/2016).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ini kekhawatiran yang kami sampaikan kepada Saudi sebelumnya, dan kekhawatiran yang kami nyatakan kepada Saudi adalah bentuk-bentuk konsekuensi yang kami khawatirkan," imbuhnya.

Pejabat tinggi AS itu pun menyerukan semua pihak untuk menahan diri dan tidak makin memanaskan ketegangan yang cukup terang-terangan di wilayah tersebut.

Menurut Earnest, selama ini pemerintah AS juga kerap menyampaikan keprihatinan akan kondisi HAM di Saudi, termasuk saat percakapan antara Presiden AS Barack Obama dan Raja Salman.

Eksekusi mati Nimr telah memicu aksi protes di kalangan Syiah di sejumlah negara. Bahkan warga Iran yang marah, menyerang Kedutaan Besar Saudi di Teheran hingga menimbulkan kebakaran dan kerusakan gedung. Aksi ini mendorong Riyadh untuk memutus hubungan diplomatik dengan Iran.

(ita/ita)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads