Juru bicara Gedung Putih Josh Earnest juga mengatakan, pemerintah AS tentunya akan mengecam setiap negara yang melakukan eksekusi massal. Diingatkannya, perseteruan antara Teheran dan Riyadh juga akan makin menyulitkan untuk mendorong pihak-pihak bertikai dalam konflik Suriah guna mencapai solusi politik.
"Ada kekhawatiran langsung yang disampaikan oleh pejabat-pejabat AS kepada pejabat-pejabat Saudi mengenai potensi konsekuensi buruk yang akan terjadi atas eksekusi -- eksekusi massal, khususnya eksekusi ulama Syiah Nimr al-Nimr," ujar Earnest kepada para wartawan di Washington seperti dilansir kantor berita Reuters, Selasa (5/1/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pejabat tinggi AS itu pun menyerukan semua pihak untuk menahan diri dan tidak makin memanaskan ketegangan yang cukup terang-terangan di wilayah tersebut.
Menurut Earnest, selama ini pemerintah AS juga kerap menyampaikan keprihatinan akan kondisi HAM di Saudi, termasuk saat percakapan antara Presiden AS Barack Obama dan Raja Salman.
Eksekusi mati Nimr telah memicu aksi protes di kalangan Syiah di sejumlah negara. Bahkan warga Iran yang marah, menyerang Kedutaan Besar Saudi di Teheran hingga menimbulkan kebakaran dan kerusakan gedung. Aksi ini mendorong Riyadh untuk memutus hubungan diplomatik dengan Iran.
(ita/ita)