Sekretaris Kabinet pemerintah Jepang, Yoshihide Suga menuturkan dalam konferensi pers bahwa warga Jepang ketiga yang ditangkap ini berjenis kelamin perempuan. Wanita yang tidak disebut namanya ini diamankan dan diinterogasi sejak Juni lalu di Shanghai, namun baru resmi ditahan bulan lalu.
Suga tidak menyebut lanjut soal kasus yang membuat wanita Jepang itu ditangkap. Demikian seperti dilansir Reuters, Sabtu (26/12/2015).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada September lalu, otoritas China menyatakan telah menangkap dua warga Jepang terkait spionase. Seorang pejabat kedutaan China di Tokyo kemudian memastikan bahwa dua warga Jepang itu telah resmi ditahan.
Dalam pernyataannya, Suga menyebut ada satu lagi pria Jepang yang ditangkap sejak Juni lalu dan kini berada dalam penahanan kriminal di China. Oleh media Jepang, pria itu dilaporkan ditangkap karena membantu warga Korea Utara melarikan diri.
Suga menegaskan bahwa Jepang tidak melakukan spionase semacam itu di negara manapun. Namun dia enggan memberikan komentar lebih spesifik terkait kasus ini. "Jepang tidak terlibat aktivitas semacam itu di negara manapun," ucapnya singkat.
Presiden China Xi Jinping meningkatkan aturan dan hukum keamanan yang sudah sebelumnya sudah ketat, termasuk membentuk komisi keamanan nasional yang baru dan mengganti nama undang-undang keamanan nasional yang berlaku sejak 1993 sebagai Undang-undang Pemberantasan Spionase.
Sementara itu, hubungan China dengan Jepang sendiri sudah lama bermasalah dengan adanya sengketa wilayah. Meskipun sejak pertemuan antara Presiden Xi dengan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe pada November 2014 lalu, hubungan keduanya mulai mengalami peningkatan.
(nvc/try)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini