Ponari yang 6 tahun lalu terlihat mungil, kini tubuhnya menjadi tinggi dan sedikit berotot. Namun, sikap pendiam dan pemalunya masih melekat. Saat detikcom menyambangi rumahnya, Selasa (15/12/2015), Ponari yang nampaknya baru pulang dari sekolah hanya berlalu keluar dari kamarnya yang kebetulan berada di depan ruang tamu. Celana biru khas seragam siswa SMP masih dia kenakan.
Sejurus kemudian, seorang nenek dengan cara berjalan yang sedikit membungkuk keluar dari dalam rumah menyambut ramah. Nenek Ponari yang biasa dipanggil Mbok Legi ini juga berusaha membujuk cucunya itu agar mau keluar. Namun, upayanya sia-sia. Ponari yang pemalu enggan menampakkan batang hidungnya. Suasana rumah terlihat sepi. Nampaknya siang itu hanya Ponari dan Mbok Legi yang berada di rumah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Lantaran Ponari enggan menampakkan diri, detikcom pun mencoba pengobatan dari dukun yang konon 'sakti'. Sebotol air mineral penulis sodorkan ke Mbok Legi. Dengan cara berjalan yang sudah terseok-seok, ibu angkat Mukaromah (34), ibu dari Ponari ini mengambil sebuah ceret (teko) plastik sembari meminta agar air dalam botol itu dituangkan ke teko. Dia pun kembali masuk ke dalam rumah. Namun, kali ini sasarannya adalah Ponari.
Mbok Legi berusaha membujuk si 'dukun' yang nampaknya asyik tidur di kamar belakang untuk keluar melayani pasiennya. Entah apa yang terjadi, tak lama kemudian Legi keluar membawa sesuatu yang terbungkus kain berlapis-lapis. Dia menggenggam erat benda itu. Sejurus kemudian, si 'dukun' pemalu akhirnya keluar dari kamarnya.
Tak sepatah kata pun terucap dari mulutnya. Dengan wajah tertunduk, Ponari menggenggam benda yang sebelumnya digenggam neneknya itu. Dia punencelupkan benda itu ke dalam air di teko yang sudah siap di atas meja ruang tamu. Wajah tanpa ekspresi itu kembali masuk ke dalam kamar usai menyerahkan benda menyerupai batu karang itu ke Mbok Legi.
"Niki watu Ponari sing damel ngobati tiang-tiang (ini batu Ponari yang dipakai untuk mengobati orang-orang)," cetus Mbok Legi menjawab pertanyaan detikcom sembari membungkus kembali dengan kain.
Batu yang membuat Ponari sangat terkenal awal 2009 lalu itu masih disimpan dengan baik oleh Legi. Batu sekepal tangan itu konon didapatkan Ponari dari petir yang menyambar pada suatu hari di bulan Januari 2009. Layaknya bocah kampung, hujan lebat saat itu Ponari asyik main air dengan teman-temannya.
Sebuah petir dengan suara luar biasa kerasnya menyambar di dekat bocah yang saat itu masih kelas 3 di SDN Balongsari I. Petir itu konon disertai jatuhnya batu yang nyaris mengenai kepala Ponari. Batu yang saat itu memancarkan cahaya biru itu dipungut oleh Ponari.
Ternyata dengan 'batu petir' itu, anak pertama pasangan Kamsin (40) dan Mukaromah itu menjadi dukun cilik yang sangat terkenal. Berbagai penyakit konon bisa dia sembuhkan hanya dengan menyelupkan batu itu ke dalam air putih yang dibawa pasien. Sejak Februari 2009, ribuan orang datang ke rumah dukun cilik itu berharap kesembuhan.
Namun, kini pasien Ponari nyaris tak ada lagi. "Sak niki mboten mesti. Kadang wonten setunggal, kadang sepi (sekarang tak menentu. Kadang ada satu orang, kadang sepi pasien)," ujar Mbok Legi.
(dra/dra)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini