Seperti dilansir AFP dan Reuters, Rabu (9/12/2015), Perdana Menteri Prancis Manuel Valls mengomentari Trump via akun Twitternya. "Trump, sama seperti yang lain, menyebar kebencian dan informasi salah," sebutnya.
Kecaman lain datang dari pemerintah Inggris, di mana Perdana Menteri David Cameron sangat tidak sepakat dengan seruan Trump yang melarang muslim masuk ke wilayah AS. "Memecah belah, tidak membantu dan jelas salah," sebut Cameron melalui juru bicaranya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini bukan sesuatu yang bisa kami terima di Kanada. Kami belum pernah mendengar sejauh ini (di Kanada) seperti yang kami dengar di Amerika Serikat. Tidak ada partai politik yang bisa mendekati ... apa yang disampaikan di AS," ucapnya.
Komentar keras lainnya datang dari sesama politikus Republik, Senator Lindsery Graham, yang menyebut Trump sebagai 'ISIL (nama lain Islamic State of Iraq and Syria/ISIS) man of the year'. Menurutnya, Trump hanya sukses mempromosikan ideologi radikal ISIS.
"Anda tahu bagaimana Anda memenangkan perang ini? Anda berpihak pada orang yang menolak ideologi ini, yang mencapai 99 persen," tutur Graham kepada CNN, sebelum menyindir slogan kampanye Trump 'make America great again'.
"Dan Anda tahu bagaimana Anda membuat Amerika kembali hebat? Beritahu Donald Trump untuk pergi ke neraka," tegasnya.
Komentar menyentil datang dari Walikota Saint Petersburg, Florida, Rick Kriseman yang berasal dari Partai Demokrat. "Saya di sini melarang Donald Trump untuk masuk ke wilayah St Petersburg hingga kami memahami secara penuh ancaman bahaya yang diberikan oleh Trump," ucapnya.
Sementara itu, tokoh muslim pada Muslim Life Coordinator and Chaplain di Princeton University, Sohaib Sultan memberi gambaran paralel antara Trump dengan ideologi radikal ISIS. "ISIS kepada Islam sama seperti Donald Trump kepada nilai-nilai Amerika: total distorsi dari semua hal yang kita pegang sebagai sebuah negara dan masyarakat," sebutnya.
(nvc/tor)