Wah! Ada 9 Kapal Nusantara di Museum Maritim Darwin

Jelajah Australia

Wah! Ada 9 Kapal Nusantara di Museum Maritim Darwin

Nograhany Widhi Koesmawardhani - detikNews
Jumat, 13 Nov 2015 06:03 WIB
Foto: Nograhany Widhi K/detikcom
Darwin - Tak cuma di Museum Bahari Jakarta saja kapal tradisional Nusantara dipajang. Di Darwin, Anda bisa melihat kapal-kapal tradisional Nusantara di Museum dan Galeri Seni Northern Territory.

Dua media Indonesia, termasuk detikcom, berkesempatan mengunjungi Museum dan Galeri Seni Northern Territory di Darwin atas undangan Australia Plus ABC International pada pada September 2015 lalu. Nah, kapal-kapal tradisional Nusantara itu dipajang di bagian Colin Jack Hinton Marritime Gallery.

Ada beberapa kapal tradisional Nusantara dipajang di museum dan galeri yang terletak di pinggir pantai di Darwin itu berbentuk jukung, kano atau sampan, kapal layar dan sebagainya. Kapal-kapal Nusantara bisa dikenali dari namanya antara lain "Semanis", "Terima Kasih", "Jukung", "Tujuan", "Hati Marege", "Karya Sama" dan "Sama Saja".

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Foto: Hany Koesumawardani



Nama-nama kapal dan sejarah kapal itu juga dituliskan di papan keterangan yang dipajang di galeri maritim itu.

Memang tak semua belasan kapal yang dipajang adalah kapal tradisional Nusantara, melainkan juga ada yang dari negara ASEAN lain seperti Vietnam dan Malaysia serta negara pasifik seperti Fiji dan Papua Nugini. Namun, kapal Nusantara mendominasi koleksi di sana.

Foto: Hany Koesumawardani


"Ada 12 kapal besar di sini, dan 9 di antaranya dari Indonesia, mayoritas. Ada kapal Australia, kapal pengungsi Vietnam, tapi jumlah terbesar dari Indonesia," jelas Paul Scott Clark, kurator Museum dan Galeri Seni Northern Territory yang menerima kami.

Master of Arts dari Charles Darwin University (CDU) yang menulis tesis tentang kapal-kapal Indonesia di museum Australia itu menambahkan, kapal Nusantara yang ada di galeri maritim ini seperti jukung dari Bali dan Madura, kano suku dayak.

Foto: Hany Koesumawardani


"Utamanya dari Kawasan Timur Indonesia karena itu tetangga terdekat kita," jelas Paul Scott.

Salah satu koleksi yang menarik adalah kapal "Hati Marege". Kapal ini merupakan kapal yang dibuat tahun 1988 oleh pembuat kapal di Konjo, Tanah Baru, Sulawesi Selatan. Kapal ini dibuat untuk replika, yang mengingatkan kembali hubungan antara saudagar Makassar yang berkelana hingga pantai utara Australia sejak abad 18 sampai awal abad 20 untuk mencari teripang di wilayah suku Aborigin.

Foto: Hany Koesumawardani


"Perahu padewakang seperti "Hati Marege" itulah yang ke Australia, ada 10-20 orang di kapal, beberapa sampan 4-5 sampan dan keluar dan mengumpulkan teripang dan hasil laut, kemudian nge-base di pantai," tutur Paul.

"Hati Marege" sendiri merupakan bahasa Makassar yang berarti "Hati dari Arnhem Land". Arnhem Land kini menjadi salah satu dari 5 wilayah Northern Territory, 500 km dari ibukota NT, Darwin. Di Arnhem Land ini banyak bermukim komunitas Aborigin.

Baca terus fokus Jelajah Australia, dan ikuti Hidden Quiz-nya!
(nwk/nrl)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads