Insinyur ini bekerja untuk Saudi Binladin Group, perusahaan yang memimpin proyek perluasan di Masjidil Haram. Saudi Binladin Group dimiliki oleh keluarga mendiang pemimpin Al-Qaeda Osama bin laden. Kepada AFP, Senin (14/9/2015), insinyur ini menuturkan bahwa crane yang terjungkal itu sama seperti crane lainnya yang sudah ada di sana sejak 3-4 tahun terakhir, tanpa ada masalah sedikitpun.
"Ini bukan masalah teknis sama sekali," sebut insiyur yang enggan disebut namanya ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Otoritas Saudi masih menyelidiki tragedi ini secara menyeluruh. Sejauh ini, korban tewas mencapai total 111 orang dan sekitar 238 orang lainnya luka-luka dalam tragedi yang terjadi pada Jumat (11/9) waktu setempat.
Insinyur ini menuturkan, crane yang terjungkal merupakan salah satu crane utama yang digunakan untuk memperluas area tawaf bagi para jemaah. Crane ini, menurutnya, ditempatkan di lokasi yang tidak akan mengganggu aktivitas tawaf para jemaah.
"Crane itu sudah dipasang dalam posisi yang tidak mengganggu ratusan ribu jemaah di area tersebut dan tentu dalam posisi yang profesional. Ini merupakan lokasi paling sulit untuk dikerjakan, karena banyak jumlah orang di area itu," terangnya.
Saat insiden ini terjadi, bagian kait crane tersebut, yang mampu mengangkat beban ratusan ton, bergoyang hingga akhirnya menjungkalkan keseluruhan crane. Bagian kait ini lantas menimpa beberapa bagian Masjdil Haram dan juga menimpa para jemaah. Seorang saksi mata menyebut, angin sangat kencang berhembus ketika tragedi ini terjadi. (nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini