Menjadi pengalaman tersendiri bisa ikut berbuka puasa di St Petersburg. Terlebih lagi di sebuah masjid yang begitu kental dengan jejak mantan Presiden Sukarno.
Waktu buka puasa di St Petersburg adalah 22.24 waktu setempat, Rabu (1/7/2015). Meski sudah hampir tengah malam, langit di Petersburg masih terang.
Mungkin jika kita tidak melihat jam, bakal menyangka hari masih sore. Bagi warga Petersburg, cuaca ini disebut sebagai White Night. Di mana kondisi langit Petersburg yang tidak mungkin gelap layaknya malam.
Saat itu sudah jam 23.00 WIB saat delegasi parlemen Indonesia tiba di Masjid Biru atau Blue Mosque. Sebuah masjid terbesar di kota ini. Lokasinya tidak terlampau jauh dari sungai Neva yang indah.
Pimpinan delegasi, Wakil Ketua DPR Fadli Zon bersama Ketua Komisi V Fary Djemi Franscis, Ketua Komisi VII Kardaya Warnika dan Anggota DPR Venna Melinda masuk ke kawasan masjid. Kami langsung disambut hangat warga Petersburg yang tengah berbuka.
Kami diajak ke sebuah tenda besar. Ada kursi dan meja yang memanjang. Puluhan orang silih berganti masuk. Yang sudah selesai berbuka, diganti dengan warga lainnya.
Dengan ramah mereka mengajak kami ikut berbuka di dalam tenda tersebut. Dalam hitungan menit, semangkok piring berisi nasi goreng Rusia dan daging kambing sudah tersedia di meja kami, dan gratis.
Dalam hitungan jam lagi, pukul 01.30 mereka sudah harus kembali sahur. Fadli cs mengakhiri kunjungan dengan ikut melaksanakan salat bersama.
"Sampaikan salam kepada sahabat umat Islam di Indonesia," kata seorang warga Petersburg, Sobri (51).
Merujuk pada berbagai sumber, masjid ini sebenarnya sempat ditutup pada tahun 1956. Sukarno yang hendak mampir ke tempat itu pun sempat dilarang oleh tentara Uni Soviet. Meski akhirnya dia sempat juga singgah meski sembunyi-sembunyi. Sukarno akhirnya berhasil melobi pimpinan Soviet agar masjid itu bisa dibuka kembali.
(mok/yds)