Keinginan untuk mampu menguasai berbagai disiplin ilmu agar bisa mendirikan sebuah lembaga konsultan akhirnya membulatkan niat dia untuk terus berkuliah. Ide itu tercetus mulai menginjak semester V kuliah pertamanya di tahun 2001.
"Sejak saat itu saya hampir di-ospek-i (ospek: orientasi pengenalan kampus, -red) setiap tahun. Pernah juga saya ikut 3 ospek berbeda dalam satu waktu," ujar Welin ketika berbagi cerita dengan detikcom, Rabu (24/6/2015) malam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Namanya ospek kan suka diminta bawa barang-barang yang aneh-aneh begitu. Sempat kewalahan sih, tapi saya anggap saja ini tantangan," kata dia.
Tapi yang namanya manusia tentu ada batasannya. Mungkin untuk belajar banyak bidang dalam waktu yang sama, Welin memang jagonya.
"Sampai ada satu ospek yang saya dianggap tidak lulus sama senior saya. Akhirnya saya ikut tahun depannya. Jadi saya ikut yang tahun 2003," imbuh Welin.
Setidaknya penundaan ospek tak sepenuhnya melelahkan. Kebetulan di tahun 2003, adiknya juga masuk di kampus yang sama.
"Saya sama adik saya sempat satu angkatan di kampus yang sama, walau pun beda empat tahun. Tapi jurusannya berbeda. Karena ospek bareng, jadi saya juga minta tolong adik saya mencarikan barang-barang aneh yang disuruh kakak senior. Lalu kalau ospek itu kan biasanya disuruh mengumpulkan tanda tangan, nah itu saya juga titip ke adik saya. Kebetulan waktu itu saya ada ujian di tempat lain juga," tutur Welin separuh tertawa.
Agaknya pengalaman seperti itu akan terus terpatri dalam benak pria kelahiran Makassar ini. Hal baik yang dia ambil dari pengalaman itu adalah dirinya semakin kuat untuk selalu menyelesaikan tugas tepat waktu, karena tugas lain sudah dipastikan menantinya. (bpn/tor)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini