Jenazah Mudaffar tampak dibawa ambulans keluar dari RSPI, Jakarta Selatan, Kamis (19/2/2015) sekitar pukul 10.07 WIB. Isak tangis keluarga dan kerabat menyelimuti lokasi. Almarhum akan dibawa ke Ternate untuk disemayamkan.
Ada sekitar 100-an orang keluarga dan kerabat Mudaffar di RSPI. Di lokasi juga tampak Ketua DPD RI Irman Gusman dan para anggota DPD lainnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami merasa kehilangan sekali, karena selama beliau menjadi anggota DPD 2009-2014, beliau ini sangat aktif dalam berbagai kegiatan kenegaraan. Jadi beliau ini orang yang sudah berpengalaman. Walaupun beliau seorang sultan, tapi beliau orang yang sangat bersahaja, sangat komunikatif. Dan beliau ini selalu memberikan kegembiraan kalau lagi berbicara," kata Irman kepada wartawan di lokasi.
Kata Irman, Mudaffar adalah sosok yang mampu mencairkan suasana. Meski almarhum seorang sultan Ternate, namun sosoknya nasionalis yang selalu tunduk pada apapun yang menjadi keputusan bangsa.
"Kita tahu Ternate kan kesultanan yang besar ya, tapi beliau sebagai anggota dewan tidak menempatkan dirinya sebagaimana seorang sultan, tapi lebih sebagai seorang negarawan, seorang tokoh, yang tentu kami kehilangan sekali. Mudah-mudahan almarhum diterima di sisi Allah SWT. Karena beliau ini jadi anggota dewan di DPRD maupun DPD sudah lama sekali, sejak tahun 87," jelas Irman.
Irman menyebut banyak kenangan dirinya dengan Mudaffar yang meninggal dalam usia 80 tahun itu. Sang sultan Ternate dianggapnya sosok yang selalu jadi panutan bagi kaum muda.
"Waktu kemarin, paling berkesan tentu saat beliau menjadi ketua sidang MPR ya, yang tertua, meskipun beliau dalam keadaan sakit. Paling tua kan beliau. Itu harus menjadi contoh bagi politisi-politisi muda, dedikasi beliau tinggi sekali. Waktu dipapah saja beliau masih mau, walaupun tak bisa melafazkan kata-kata, tapi menunjukkan beliau ingin. Sejak itu kesehatannya langsung merosot ya sejak bulan Oktober itu," imbuh Irman.
(bar/ndr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini