Kawasan pegunungan Menoreh mulai dari wilayah Kabupaten Kulonprogo Yogyakarta, Purworejo, Magelang, Kebumen hingga beberapa wilayah di Karesidenan Kedu dan Banyumas menjadi basis perlawanan pasukan Diponegoro.
detikcom melakukan penelusuran bersama Komunitas Kota Toea Magelang, Bagus Priyana. Ada 2 tempat 'petilasan' Diponegoro di pegunungan Menoreh. Pertama adalah bekas gua tempat persembunyian di Desa Ngargoretno Kecamatan Salaman. Kedua adalah Langgar Agung di Dusun Kamal Kecamatan Salaman. Dua tempat terletak sekitar 15 kilometer arah selatan dari Kantor Residen Kedu di Kota Magelang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tempatnya di sekitar tebing tersebut," ungkap Bagus Priyana menunjukkan lokasi dari kejauhan.
Dari tempat tersebut, kemudian menuju Masjid Langgar Agung di Dusun Kamal, Desa Menoreh Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang. Jarak antara gua dan tempat juga tidak jauh sekitar 4 km. Lokasi Masjid Langgar Agung Pahlawan Nasional Pangeran (PNP) Diponegoro juga tidak jauh dari jalan raya Borobudur-Salaman. Kawasan tersebut dulunya merupakan hutan belantara yang belum banyak dihuni.
"Masjid Langgar Agung ini sudah direnovasi. Dulu awalnya hanya batu dan dinding gedhek bambu. Ini petilasan jejak Pangeran Diponegoro di sini dan masih tersimpan Alquran lama tulisan tangan," ungkap Bagus didampingi M. Hakim salah satu guru yang mengajar di madrasah di kompleks tersebut.
Diponegoro juga pernah tinggal di pulo atau pulau di tengah Kali Progo Magelang, Dusun Meteseh Jayengan, Kota Magelang. Lokasi ini hanya berjarak 500 meter dari tempat perundingan dengan Jenderal De Kock. Bersama 800 pasukan, ia berada di tempat tersebut selama 20 hari pada saat bulan puasa hingga Idul Fitri atau mulai tanggal 8-28 Maret 1830. Karena akal bulus kolonial, Sang Pangeran akhirnya ditangkap dan diasingkan ke Manado.
(bgs/try)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini